• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MR. OBAMA DALAM RELASINYA DENGAN DUNIA ISLAM

Salah satu point yang dianggap penting oleh Presiden SBY dalam rangka kunjungan kerja singkat Presiden Amerika Serikat, Barrack Hussein Obama ke Indonesia adalah tentang mengembangkan relasi kesetaraan antara Amerika Serikat dengan dunia Islam, terutama tentang Palestina dan Israel.

Pertanyaan yang paling mendasar tentang hal ini adalah apakah Amerika Serikat masih menggunakan kebijakan yang sering disebut dengan konsep US double speak atau US double think? Apakah kebijakan ini masih menjadi arus utama atau sudah ada perubahan meskipun belum signifikan?

Pertanyaan inilah yang secara serampangan kemudian dijawab oleh kalangan Islam fundamental bahwa siapapun Presiden Amerika Serikat, maka tidak akan pernah berhasil untuk mereduksi kebijakannya yang lebih pro Islam.  Sebagaimana Presiden Amerika Serikat sebelumnya, maka pastilah akan tunduk kepada kekuatan politik yang sangat gigantic di Amerika Serikat, yaitu kaum Zionis.

Mungkin saja jawaban ini secara umum benar, bahwa seorang presiden bukanlah manusia yang super dan dapat mengubah keadaan secara sim salabim, bahwa kebijakan politik itu kemudian berubah total. Tidak juga Presiden Obama. Makanya, jika kemudian juga belum didapatkan kebijakan yang sangat signifikan tentang relasi Amerika Serikat dengan Islam, maka hal ini tentu sesuatu yang bisa saja terjadi. Mesti terdapat constrain yang tidak sedikit untuk melakukan perubahan dalam relasi dengan dunia Islam dimaksud.

Untuk menyatakan ketidaksetujuan tentang kedatangan Obama tersebut, maka mereka menggelar berbagai demonstrasi dan berorasi tentang kebijakan Amerika Serikat yang masih belum pro Islam secara keseluruhan. Isu yang diangkat tentu saja tentang kebijakan Amerika Serikat di Irak, Palestina, Afghanistan  dan beberapa negara Islam lainnya.  Mereka menganggap bahwa Amerikalah yang harus bertanggungjawab terhadap kematian ribuan orang di Irak, Afghanistan dan juga Palestina. Selalu saja bahwa berbagai persoalan politik di tempat tersebut disebabkan oleh tindakan atau kebijakan Amerika yang double standart.

Tentu saja kita harus rasional memandang Presiden Obama dalam relasinya dengan Islam. Saya berkeyakinan bahwa pengetahuan Obama tentang Islam tentu jauh lebih baik dibanding dengan presiden Amerika Serikat manapun. Hal itu tentu saja dapat dikaitkan dengan aspek genealogi kehidupannya yang pernah bersetuhan secara langsung dengan dunia Islam.

Sebagaimana diketahui bahwa ayahnya pastilah seorang Muslim dari Kenya. Keluarganya yang di Kenya juga pastilah beragama Islam. Ketika di Indonesia, maka dia juga dicatat beragama Islam, sebab dia ikut ayahnya Soetoro yang beragama Islam. Bahkan juga sangat mungkin dia ikut shalat Jum’at berjamaah bersama orang tuanya. Kedekatan dengan orang-orang Islam di Indonesia tentu menjadi semacam seperangkat kognisi yang kemudian menjelma menjadi bagian dari sistem kebudayaannya.

Makanya, Obama lalu lebih bersimpati kepada Islam dibanding presiden Amerika sebelumnya. Kita juga tidak bisa membandingkan dengan calon presiden Amerika Serikat lainnya  dari Partai Republik seperti McCain dengan Sarah Palin, yang lebih konservatif. Atau juga dengan calon presiden Amerika yang akan datang, yang lebih pro Israel. Jadi, kehadiran Obama dalam blantika politik Amerika Serikat tentu saja membawa angin segar bagi relasi antara Amerika Serikat dan Islam.

Tentu kita masih ingat tentang pembelaannya terhadap rencana mendirikan Islamic Center di dekat Ground Zero, gedung World Trade Center, yang dihantam oleh Terorisme,  11 September 2001. Bahkan tindakannya ini memancing reaksi keras sebagian warga Amerika Serikat garis keras, yang tidak setuju terhadap sikap yang lebih baik kepada Islam. Salah satu di antaranya adalah Pendeta Terry John yang akan membakar Kitab Suci Al-Qur’an karena kebenciannya kepada Islam yang luar biasa.  Dia mencanangkan The Day of Qur’anic Burning. Untungnya bahwa tindakan Terry John ini dapat diredakan sehingga kemarahan demi kemarahan itu akhirnya bisa direduksi sedemikian rupa.

Terlepas dari bagaimanakah keuntungan yang bisa diperoleh oleh Indonesia dalam kunjungan singkat Obama, akan tetapi kita mesti menempatkan posisi Obama dalam relasinya dengan pemerintahan di Amerika Serikat dan juga umat Islam secara umum.

Namun yang jelas, bahwa arah kebijakannya yang cenderung lunak terhadap Islam di berbagai penjuru dunia, tentu menjadi catatan khusus bagi masyarakat Islam, sebab selama ini Presiden Amerika Serikat hampir seluruhnya menerapkan secara total konsep standart ganda.

Kita tentu berharap bahwa ke depan, Amerika Serikat akan dapat mengubah kebijakannya selaras dengan tuntutan dunia berbasis pada kemerdekaan dan keadilan sehingga akan mewujudkan kesejahteraan yang memang diidamkan oleh siapa saja yang hidup di dunia ini.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini