MR. OBAMA DALAM RELASI EKONOMI DAN PENDIDIKAN INDONESIA
Kunjungan Presiden Obama memang singkat ke Indonesia, hanya 24 jam. Hal ini berbeda dengan kunjungannya ke India yang sampai tiga hari. Namun demikian, singkatnya kunjungan Obama ke Indonesia tetap memberikan kesan yang jauh lebih baik dibanding dengan kunjungan presiden sebelumnya, George W. Bush. Kunjungan Obama ke Indonesia memang lebih bernuansa mengenag kembali masa kecil kehidupannya di Indonesia. Ungkapan-ungkapannya, memang menandakan tentang ungkapan masa kanak-kanaknya di Indonesia tersebut.
Meskipun singkat bukan berarti tidak ada makna social, ekonomi dan politik bagi relasi Indonesia-Amerika Serikat. Di dalam kunjungannya yang singkat tersebut, ternyata ada beberapa poin penting yang bisa dicatat, yaitu: 1) Peningkatan perdagangan dan investasi. Saat ini Amerika Serikat adalah Negara investor ketiga dalam hubungan perdagangan dengan nilai USD 21 miliar. 2) Kerjasama bidang energi, terutama pengembangan panas bumi. 4) Kerjasama pendidikan melalui akses luas bagi pelajar Indonesia untuk belajar di Amerika Serikat. 5) Bantuan kontra terorisme. 6) Stabilitas kawasan Asean, 7) Dukungan kemerdekaan Palestina dengan solusi dua negara, Palestina dan Israel.
Saya ingin menyoroti terhadap beberapa point penting, terutama kaitannya dengan ekonomi dan pendidikan. Poin penting di dalam hal ini adalah mengenai relasi perdagangan luar negeri. Sebagaimana diketahui bahwa dewasa ini penetrasi perdagangan luar negeri sekarang terdapat pesaing besar, yaitu RRC. Melalui economic rapid growth di RRC, maka dunia perdagangan internasional sedang disibukkan oleh persaingan dengan negara RRC. Selain itu juga ada India, yang sedang menggeliat dalam dunia perdagangan internasional.
Maka, memantapkan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Amerika Serikat dalam paket perdagangan yang jelas, maka sekurang-kurangnya akan diperoleh kerjasama yang saling menguntungkan. Kita tentu masih ingat tentang persaingan perdagangan yang terkait dengan ekspor Indomie ke negara Asia lainnya. Jika ditelusuri secara mendalam, sesungguhnya tidak hanya persoalan kesehatan, akan tetapi juga terdapat persoalan politik perdagangan. Bisa jadi factor pemicunya adalah persaingan perdagangan yang memang diarahkan seperti itu.
Pendatanganan MoU tentang perdagangan dengan Amerika Serikat memang menjadi sangat penting dalam rangka memberikan perlindungan dan bukan proteksi terhadap produk Indonesia yang dikirim ke Amerika Serikat dan produk Amerika Serikat yang dikirimkan di Indonesia. MoU menjadi penting untuk membangun kesepahaman tentang kepentingan ekonomi ke dua belah pihak.
Melalui kesepahaman di antara dua negara, setingkat presiden, maka akan didapatkan pemahaman yang jauh lebih mendasar. Dan kemudian yang penting adalah bagaimana birokrasi di level bawahnya dan para pengusaha melanjutkan MoU tersebut ke dalam tindakan praksis di bidang ekonomi. Tentu kita tidak berharap bahwa perjanjian tersebut hanya akan menjadi macan kertas.
Pemberian perlindungan terhadap produk ekspor sesungguhnya juga bukan hanya menjadi kepentingan negara importer, akan tetapi juga menjadi tanggungjawab mutlak negara eksporter. Yang penting diperhatikan adalah mengenai kualitas produk yang relevan dengan standart nasional negara penerima produk Indonesia.
Jika MoU adalah kepentingan ekonomi politik, maka pada tahap selanjutnya adalah bagaimana jajaran second line dan pemasok produk menyadari betul bahwa tidak boleh ada sedikitpun cacat terhadap produk yang dikirim ke negara lain. Satu kesalahan kecil, maka akan berakibat terhadap keseluruhan proses dan produk barang ekpor. Di dalam hal ini, maka menjaga kualitas barang menjadi sangat penting dalam relasi perdagangan internasional.
Isu yang tidak kalah penting juga tentang perluasan kesempatan dan akses pendidikan di Amerika Serikat. Sebagaimana dipahami bahwa Negara Amerika Serikat adalah kiblat pendidikan dunia. Maka pantas juga jika banyak orang yang mendambakan bisa datang ke Amerika Serikat untuk belajar tentang berbagai hal. Banyak lembaga pendidikan di Amerika yang memiliki reputasi sebagai lembaga pendidikan terbaik di dunia. Harvard University, Columbia University, MIT, University of Barkeley, UCLA, dan sebagainya adalah lembaga pendidikan yang menjadi barometer lembaga pendidikan di dunia.
Makanya banyak orang yang mendambakan agar bisa ke Amerika Serikat untuk belajar. Hal ini pula yang mengusik Presiden SBY untuk menandatangani MoU tentang perluasan akses pendidikan ke Amerika Serikat. Selain Beliau sendiri adalah alumni pendidikan terbaik di Amerika Serikat (Harvard University), maka kenyataannya juga banyak alumni pendidikan Amerika Serikat yang sekarang menjadi pemimpin di negeri ini.
Dulu pernah mengedepan konsep ekonomi di era Orde Baru, yang disebut sebagai Mafia Barkeley, sebab merekalah yang merancang pengembangan ekonomi Indonesia yang berbasis pertumbuhan. Merekalah yang dalam beberapa tahun merancang dan mengembangkan ekonomi untuk pembangunan Indonesia. Meskipun akhirnya banyak kritik terhadap model eknomi pertumbuhan, namun hingga sekarang konsep ini pula yang masih digunakan.
Belum lagi hal-hal yang terkait dengan politik dan kebijakan. Tentu ada banyak actor berpendidikan Amerika Serikat yang kemudian menjadi penentu kebijakan dan politik di negeri ini. Model demokrasi dan partai politik yang sekarang mengedepan, pada dasarnya dirancang dan diimplementasikan oleh mereka yang memiliki latar belakang pendidikan di Amerika Serikat.
Namun demikian, yang kira-kira jauh lebih penting bagi Indonesia dalam kerangka kerjasama pendidikan dengan Amerika Serikat adalah tentang pentingnya pengembangan dan percepatan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Melalui perluasan akses pendidikan tersebut, maka dapat dipastikan akan semakin banyak alumni pendidikan dari luar negeri yang memiliki kesadaran akan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Jadi, meskipun kunjungan Obama ke Indonesia lebih banyak nuansa nostalgianya, akan tetapi ternyata juga ada hal positif yang dapat diraih. Hanya memang dibutuhkan kerja keras dan tanggungjawab terhadap implementasi MoU tersebut.
Wallahu a’lam bi al shawab.