• May 2024
    M T W T F S S
    « Apr    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

IWAN FALS: PENDIDIKAN LINGKUNGAN

Iwan Fals di dalam kolaborasinya dengan Ki Ageng Ganjur ternyata tidak hanya menyanyi dan menari, akan tetapi juga menyajikan sesuatu yang berbeda, yaitu berdakwah untuk mengajak masyarakat  melestarikan lingkungan. Dia tidak hanya sekedar menyanyikan lagunya yang bertema “Menanam” akan tetapi juga secara sengaja melakukan penghijauan di dalam acara Tour of Pesantrennya.

Di dalam acara tour music yang bertema “Perjalanan Spiritual Iwan Fals” tersebut, maka  dijumpai tentang komitmen Iwan Fals tentang pentingnya menanam untuk penghijauan. Bagi Iwan Fals, menanam pohon untuk penghijauan adalah menanam kehidupan.  Apakah makna menaman pohon dengan ungkapan menanam kehidupan?

Seperti diketahui bahwa di dunia ini banyak negara yang membutuhkan negara-negara yang memiliki dua musim dan di wilayahnya tumbuh dengan subur berbagai tanaman. Melalui tanaman atau pohon-pohon yang tumbuh subur tersebut, maka  suplai terhadap kebutuhan oxygen yang sangat dibutuhkan oleh manusia akan dicukupi.

Negara-negara tropis memiliki sumbangan yang sangat besar bagi kebutuhan oxygen di dunia. Makanya, ketika hutan di negara-negara tropis berkurang sebagai akibat terjadinya pembalakan dan eksploitasi hutan untuk perdagangan, maka akan terjadi kekurangan oxygen di dunia internasional. Bahkan yang lebih mengerikan adalah terjadinya berbagai musibah yang diakibatkannya. 

Banyak musibah yang hakikatnya disebabkan oleh ulah manusia, misalnya banjir bandang, tanah longsor dan sebagainya yang dipicu oleh ulah manusia. Banjir  bandang di Wasior Papua Barat , dan juga di tempat lain, tentu saja disebabkan oleh perusakan hutan yang sangat besar di wilayah tersebut.  

Sebagaimana diketahui bahwa kerusakan hutan di Indonesia adalah terbesar ketiga. Perusakan hutan perhari 51 Km persegi atau setara dengan 300 lapangan bola. Memang deforestasi Indonesia masih dibawah Brazil yang setiap tahun mencapai 3.1 juta hektar, akan tetapi dilihat dari persentasenya jauh di atas Brazil. Yaitu Brazil sebesar 0,6 persen, sementara Indonesia 2 persen. Total luas kawasan hutan di Indonesia sebesar 138 juta hektar, jauh lebih kecil dibanding Brazil (JP, 31/10/10). 

Dan sebagai akibatnya adalah  terjadinya kerusakan ekosistem yang terus terjadi. Jika hutan adalah sumber oxygen yang menopang terhadap kebutuhan oxygen dunia, maka dengan kerusakan hutan yang terus terjadi di negara tropis akan dapat mempengaruhi kesehatan dunia. Ibaratnya, hutan adalah paru-paru di dalam tubuh, maka ketika paru-parunya rusak tentu akan rusak semuanya.

Salah satu kenikmatan yang diberikan kepada masyarakat Indonesia adalah wilayahnya yang tropis. Sehingga semua tanaman bisa tumbuh dan berkembang secara memadai di sini. Bandingkan dengan beberapa Negara di Timur Tengah atau di negara-negara Afrika yang tandus, bahkan lautan pasir.  Ketika saya berkunjung ke Mesir, maka usaha pertanian yang dilakukan sepanjang Sungai Nil antara Kairo dan Alexandria, maka diperlukan mesin-mesin besar untuk mengangkat air dari Sungai Nil agar dapat  dipergunakan untuk pengairan pertanian.

Sebagai paru-paru dunia, maka kesadaran agar kita  melestarikan hutan dan tanaman menjadi sangat penting.  Tanpa kesadaran yang tinggi untuk melestarikan alam, maka bisa dibayangkan bagaimana masa depan bumi ini. Kerusakan ekosistem bumi hakikatnya ditentukan oleh kesadaran akan pentingnya menjaga bumi dengan berbagai tanamannya.

Saya sangat tertarik dengan iklan layanan masyarakat yang dipajang oleh Djarum dengan tema Trees For Life. Berdasarkan iklan layanan masyarakat yang dipajang di Jawa Pos, maka ditegaskan bahwa “Djarum Trees For Life” telah menanam pohon Trembesi sepanjang 58 Km di turus jalan Semarang-Kudus, sehingga mampu menyerap CO2 sebanyak 78,8 juta kg/tahun. Dinyatakannyabahwa “Sebatang Pohon Trembesi…Sangat berarti bagi lestarinya hidup di kemudian hari” (JP, 31/10/10).

Pohon Trembesi dapat hidup 100 tahun, sejuk karena dapat menurunkan 3-4 derajat Celsius, akarnya sangat kokoh dan tidak mudah tumbang, kuat menyerap air tanah sehingga mengurangi resiko banjir dan yang sangat penting setiap pohon dapat menyerap 28,5 ton CO2/ tahun.

Kolaborasi Iwan Fals dangan Ki Ageng Ganjur  berdakwah agar masyarakat menanam dan merawat tanamannya itu. Lagunya dengan tema tersebut mengingatkan agar semua menanam pohon, sebab menanam pohon secara substansial adalah menanam kehidupan. Dakwah ini sangat simpatik dan relevan dengan tuntutan zaman bahwa kita memang harus melestarikan lingkungan hidup kita.

Dakwah Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur tentu mengingatkan kita agar jangan merusak lingkungan hidup, sebab  telah nyata bahwa kerusakan di muka bumi memang disebabkan oleh ulah manusia. Deforestasi adalah contoh ulah manusia untuk merusak lingkungan hidup dan akibatnya sudah kita ketahui bersama.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini