IF YOU THINK YOU CAN, YOU REALLY CAN
Kata ini mungkin bukan hanya karena dinyatakan dalam bahasa Inggris, akan tetapi menurut saya kata ini tetap memiliki makna yang mendalam. Kata ini ternyata memang tidak hanya sekedar basa-basi, akan tetapi juga mengandung sesuatu yang luar biasa. Di dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan “jika kamu berpikir kamu bisa, Kamu pasti bisa”. Ungkapan ini pula yang dijadikan oleh Pak SBY untuk berkampanye di dalam pilihan presiden yang lalu.
Apakah benar bahwa kata ini adalah kata sakti yang bisa dijadikan sebagai motivasi untuk mengembangkan potensi diri di dalam menghadapai kehidupan. Jawabannya ternyata memang ada di dalam diri kita masing-masing. Di kalangan para ahli ada yang menyatakan bahwa kesuksesan bukan ditentukan oleh kecerdasan intelektual semata, akan tetapi justru ditentukan banyak oleh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Bahkan juga ada yang lebih ekstrim menyatakan bahwa kecerdasan hanya memegang kunci 1 persen, sedangkan ketekunan justru menentukan 99 persen untuk mencapai kesuksesan.
Tentu kita tidak bisa berdebat tentang seberapa besar persentase penentu itu. Yang jauh lebih penting adalah apakah jika orang memiliki keyakinan bisa melakukan sesuatu kemudian bisa melakukannya. Inilah yang jauh lebih utama. Banyak orang yang merasa bahwa dia tidak akan bisa melakukan sesuatu sebab di dalam dirinya memang tidak ada keyakinan akan bisa melakukannya.
Akan tetapi ada orang yang memiliki keyakinan bahkan over keyakinan bahwa sesuatu bisa dilakukan. Akan tetapi keyakinan itu tentu harus dibarengi dengan tindakan untuk melakukannya. Kekuatan kemauan itulah yang menjadi kata kuncinya. Inilah kira-kira penjelasan dalil naqli sebagaimana dikemukakan oleh Nabi Muhammad saw, bahwa: “innamal a’malu bin niyat”, artinya bahwa “sesungguhnya setiap perbuatan ditentukan oleh niyatnya”. Hadis Nabi Muhammad saw ini kiranya bisa diterjemahkan dengan ungkapan bebas bahwa niyat menentukan tindakan. Kekuatan niyat itulah yang mengantarkan seseorang melakukan tindakan. Jika di dalam niatnya sudah terdapat keraguan, maka pasti akan terdapat keraguan di dalam pelaksanaannya.
Akan tetapi kata ini bukan untuk menjustifikasi tindakan nekad, sebab di dalamnya justru ada rasionalitas, emosionalitas dan spiritualitas. Di dalamnya ada perhitungan, perasaan dan keyakinan. Perhitungan tersebut bercorak kalkulasi, strategi dan kemampuan. Di dalam perasaan ada harapan dan kemauan. Dan di dalam keyakinan terdapat kepercayaan, kepastian dan kerja keras.
Kalau ada orang yang melakukan tindakan nekad, maka tindakan tersebut bukan merupakan penjelasan dari if you think you can, you really can atau tindakan tergantung niyatnya. Kenekadan justru tindakan yang tidak didasari oleh tiga komponen penting tersebut. Ia tidak disandarkan pada rasionalitas, perasaan dan keyakinan.
Saya meyakini betul bahwa kekuatan niyat menjadi sangat penting di dalam mengarungi belantara kehidupan. Bahkan di dalam menggapai tujuan yang baik, apapun corak dan bentuknya. Jika seseorang memiliki keinginan yang kuat, maka saya yakin bahwa di dalam diri manusia terdapat sesuatu kekuatan yang dahsyat untuk mengarahkan kepada tujuan tersebut.
Saya bercita-cita untuk menulis setiap hari. Dan itu telah saya lakukan setahun lebih yang lalu. Semula saya berpikir mungkinkah untuk melakukannya. Sebab di tengah kesibukan yang sering menyita waktu tentu ada kendala yang bisa saja mengganjal keinginan tersebut. Tetapi saya memiliki keyakinan bahwa sesuatu yang diniyatkan dengan sangat kuat pasti ada jalan untuk mencapainya.
Ternyata memang bisa. Melalui keinginan yang kuat itu, maka akhirnya menulis itu menjadi panggilan jiwa. Bukan hanya sekedar tugas atau kewajiban. Jika di dalam suatu hari belum menulis, maka ada kegelisahan karena belum terpenuhinya kebutuhan tersebut.
Sekedar contoh, Ketika saya harus pergi ke Jakarta untuk memenuhi undangan khutbah hari raya Idul Fitri di Masjid Istiqlal, 1 Syawal 1431 H dan jamnya sudah mepet. Saya ingat betul karena waktunya tinggal 30 menit harus berangkat. Maka saya putuskan harus menulis. Maka tulisan itupun jadi dalam waktu itu pula dan sekaligus untuk kepentingan uploadnya.
Jadi, ketika keinginan itu sudah sangat kuat, maka seluruh syaraf kita akan mendukung terhadap keinginan tersebut dan kita akan berhasil mencapai keinginan itu. Makanya, apa yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad saw dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris if you think you can, you really can, ternyata bukan hanya omong kosong.
Dengan demikian, masih ada banyak peluang dan kesempatan untuk melakukan tindakan yang mengarah kepada pencapaian tujuan selama hal itu diniyatkan dengan sangat kuat.
Wallahu a’lam bi al shawab.