• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PUASA DI ERA MODERN

Puasa  bagi orang Islam memang harus dilakukan kapan dan dimanapun. Tidak perduli dalam cuaca panas atau dingin, di daerah tropis atau non tropis,  bahkan di daerah yang waktu  malamnya  lebih pendek dan masa siangnya jauh lebih panjang. Puasa harus tetap dilakukan dalam keadaan apapun.

Di wilayah Eropa Utara, ternyata waktu siangnya menjadi sangat panjang, sebab matahari baru terbenam pukul 10 malam. Bahkan ada di wilayah sebelah utara Uni Soviet yang tidak ada waktu malam yang gelap. Sebab matahari bersinar sepanjang 24 jam. Waktu malam yang gelap seperti yang terjadi di negara-negara tropis tidak dijumpai. Oleh masyarakat dikenal sebagai white night.

Puasa memang menjadi ibadah yang berat bagi sebagian orang. Banyak orang yang tidak kuat secara fisik untuk menahan makan dan minum selama hampir 14 jam. Bagi yang tidak sehat, maka ibadah puasa menjadi berat. Yang mengidap penyakit maag karena fisik, maka puasa menjadi sungguh berat.

Namun demikian, karena puasa telah dijamin oleh Allah akan menyehatkan, maka jika yang bersangkutan mempertebal iman dan niatnya, maka bisa jadi justru penyakit maag akan sembuh karena puasa. Tentu tidak ada jaminan untuk ini, sebab semuanya tergantung kepada kekuasaan Allah.

Puasa merupakan prosesi menggodok fisik dan mental. Secara fisik adalah prosesi dekonstruksi fisik dan secara mental. Puasa  adalah untuk mengembangkan sikap dan tindakan agar menjadi semakin baik. Puasa merupakan sarana untuk mengembangkan semua dimensi kemanusiaan. Misalnya kasih sayang kepada orang miskin, sabar menghadapi kehidupan yang keras, membangun solidaritas sesame umat manusia dan sebagainya.   

Tetapi kebanyakan orang yang puasa tidak melakukannya secara memadai. Hal ini diindikaskan dengan masih banyaknya berbagai tindakan yang tidak relevan dengan tujuan puasa. Masih banyak persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di Indonesia. Di dalam kenyataannya masih terdapat berbagai penyimpanga n tersebut.

Di dalam realitas masih banyak didapati berbagai kekerasan social, tindakan asusila, dan berbagai penyimpangan lain seperti korupsi, nepotisme, dan kolusi yang dilakukan secara nyata dengan tujuan untuk kepentingan diri sendiri.

Puasa memang menjadi berat di era modern. Misalnya ketika seseorang hidup di tengah kota metropolis, maka yang terjadi adalah kehidupan yang semakin permisif. Bukankah sebagai kota metropolis, maka semuanya serba ada. Ketika seseorang datang ke mall, maka banyak fenomena yang menggoda. Ada foodcourt yang menggoda. Ada banyak orang yang berpakaian minim yang menggoda. Jadi berpuasa di tengah kota metropolis jauh lebih berat dibanding puasa di pedesaan.

Era modern juga  ditandai dengan semakin menguatnya tantangan ekonomi kapitalis-konsumtif. Makanya,  di mana-mana terjadi berbagai kejadian yang terkait dengan perilaku konsumtif. Orang menduga bahwa dengan ketercukupan ekonomi akan menjadikan kehidupan sejahtera. Dugaan ini merupakan kesadaran palsu –sesuai konsepsi Marx dengan sedikit modifikasi— bahwa banyak orang yang menduga  melalui pemenuhan kebutuhan ekonomi,  maka kesejahteraan akan dapat dirasakan.

Salah satu godaan terbesar bagi orang yang berpuasa adalah bagaimana mengendalikan tindakan konsumtif ini. Di tengah kehidupan yang serba materi, maka banyak orang yang diperbudak oleh tujuan hidup yang bercorak materi. Sehingga tantangan yang terbesar adalah bagaimana mereduksi kepentingan materi itu di dalam batas kewajaran.

Jika meniru kehidupan Nabi Muhammad saw, maka orang cukup secara ekonomis adalah orang yang memiliki persediaan makan untuk esok hari. Jadi ketika sudah memiliki persediaan makan selama satu bulan, maka hal itu sudah lebih dari cukup.

Berpuasa di era modern adalah berpuasa untuk menahan gelegak modernisasi yang terus merambah kehidupan manusia. Tidak hanya gelimang materi yang terkadang meninabobokan manusia untuk terus memburunya. Akan tetapi juga berbagai gaya hidup yang mengitarinya.

Berpuasa tentu saja adalah menahan hawa nafsu agar tidak sekedar mengikuti terhadap modernisasi yang mengelilingi kehidupan manusia.

Jadi orang yang berpuasa berarti harus menahan terhadap kehidupan modern yang cenderung individual dan mengembalikannya kepada kehidupan komunal. Jika disadari seperti ini, maka puasa berarti akan mereduksi berbagai tindakan yang menyimpang dari norma-norma komunitas.

Puasa akan menjadi berarti jika bisa melakukan tindakan seperti itu.

   wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini