PENDIDIKAN SOFT SKILL
Di dalam banyak kesempatan saya menyatakan bahwa untuk era yang akan datang, maka selembar ijazah sebagai kompetensi aademik dan professional saja tidak cukup. Maka yang juga dibutuhkan adalah keahlian tambahan yang menandai bahwa alumni pendidikan tinggi (PT) tidak hanya memiliki kemampuan akademik di dalam bidangnya, akan tetapi juga memiliki kemampuan tambahan.
Di dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya saya sebut sebut sebagai lembar kompetensi. Jadi selain menerima ijazah untuk menandai kelulusan mahasiswa juga ditambah dengan lembar kompetensi yang menandai keahlian tambahan yang memiliki relevansi juga dengan dunia pasar kerja.
Di era sekarang, ada konsep yang disebut sebagai pendidikan soft skill, yang di dalam bahasa gampangnya disebut sebagai pendidikan yang memiliki relevansi dengan kemampuan pribadi seseorang. Melalui pendidikan soft skill tersebut, maka seorang peserta didik diajarkan agar memiliki kemampuan berkomunikasi dan bersosialisi dengan lingkungan sosialnya.
Melalui pendidikan ini, maka seseorang tidak hanya diantarkan untuk memahami dan menguasai dunia akademik yang ditekuninya, akan tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikannya dan mensosialisasikan kemampuannya tersebut kepada khalayak dan bahkan juga mampu beradaptasi dengan lingkungannya.
Seseorang akan mampu untuk beradaptasi, kalau yang bersangkutan memiliki kemampuan yang memadai. Yaitu kemampuan hard skill, seperti keahlian akademis, keahlian professional bahkan keahlian profesional tambahan, sehingga yang bersangkutan akan dapat melakukan adaptasi dengan dunia sosial dan dunia kerja yang dimasukinya.
Suatu contoh, ketika seseorang hidup di dunia yang kemampuan teknologi informasi menjadi keniscayaan, maka mau tidak mau seseorang harus menguasai tentang dunia ICT. Jika tidak, maka yang bersangkutan pasti tidak akan mampu untuk beradaptasi. Makanya, pendidikan berbasis ICT lalu menjadi penting.
Itulah sebabnya, maka memiliki keahlian yang memadai di bidang ICT tentu menjadi penting. Untuk ini juga masih dibutuhkan pengakuan, bahkan jika diperlukan pengakuan internasional. Makanya, sebagai contoh untuk mendapatkan pengakuan internasional juga harus dijalin kerjasama yang baik dengan dunia internasional.
Kemampuan akademis yang ditandai dengan ijazah, kemampuan profesi tambahan yang ditandai dengan lembar kompetensi menjadi sangat penting sebagai bagian dari hard skill dan kemudian dipadukan dengan kemampuan soft skill yang memadai. hal ini tentunya akan menjadi modal yang sangat berharga di dalam mengarungi kehidupan.
Keahlian hard skill saja tidak cukup untuk mengantarkan seseorang menjadi sukses, maka juga dibutuhkan kemampuan soft skill. Melalui kepemilikan keduanya, maka seseorang akan menangguk kesuksesan.
Banyak perguruan tinggi di Indonesia yang masih mengedepankan pendidikan bercorak hard skill. Padahal dewasa ini dapat dilihat bahwa banyak pengguna tenaga kerja yang justru menginginkan tenaga kerja yang tidak hanya menguasai keahlian akademis-profesional teknis, akan tetapi juga yang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Bahkan lebih jauh juga kemampuan untuk bekerja keras dan cerdas serta bekerjasama.
Oleh karena itu akan menjadi menarik, jika kemudian di era yang akan datang, dunia pendidikan tinggi mengadaptasi pendidikan soft skill sebagai bagian penting di dalam proses pendidikannya.
Sebuah pendidikan akan berhasil manakala dapat menyerasikan antara hard skill dan soft skill atau antara kemampuan akademis-profesional dengan kemampuan sosial dan etikal.
Wallahu a’lam bi al shawab.