• May 2024
    M T W T F S S
    « Apr    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENDIDIK KARAKTER BANGSA

Salah satu yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat adalah tentang semakin permisifnya tindakan manusia Indonesia di tengah gerak perubahan social yang sangat cepat. Ada banyak perilaku permisif, misalnya tentang video porno yang dilakukan oleh para selebritis,  kasus narkoba, kekerasan social dan juga kekerasan pada anak-anak dan sebagainya.

Karakter bangsa merupakan suatu pandangan, sikap dan tindakan masyarakat yang mengedepankan rasa keindonesiaan yang dicirikan dengan rasa nasionalisme dan kebangsaan dalam  bingkai kebinekaan dan kesatuan. Di dalam karakter bangsa terletak sikap dan tindakan yang menggambarkan tentang rasa cinta yang sedemikian menggelora tentang nasionalis dan kebangsaan dalam koridor kesatuan dan kebhinnekaan.

Orang yang memiliki sikap dan tindakan kebangsaan, maka jiwanya akan terusik jika rasa kebangsaannya tersebut tersentuh, misalnya tentang kasus korupsi dan kemudian kasus itu menjadi berita-berita yang menggegerkan. Di dalam dirinya kemudian tumbuh rasa untuk memeranginya sejauh yang bisa dilakukannya. Dia kemudian mendukung terhadap para penegak hukum yang melakukan eksekusi secara memadai tentang kasus korupsi tersebut.

Menumbuhkan rasa cinta tanah air tentu bisa dilakukan melalui proses pendidikan. Sebab pendidikan merupakan proses transformasi pengetahuan, sikap dan perilaku yang relevan dengan kebutuhan sebagai bangsa. Bangsa yang besar tergantung pada bagaimana bangsa tersebut mengimplementasikan seluruh potensinya untuk kepentingan bangsa dan negaranya.

Pendidikan karakter tentu bisa dilakukan. Karakter juga sesuatu yang bisa diubah. Dari benci menjadi cinta, dari kejam menjadi sayang, dari malas menjadi kerja keras, dari individualistik menjadi sosialistik, dari lalai ke tanggungjawab, dari amoral menjadi bermoral, dari culas menjadi jujur dan akhirnya dari pecundang menjadi pemenang.

Karakter bukan sepenuhnya given atau diperoleh atau sesuatu yang ascribe. Akan tetapi karakter dapat diusahakan atau sesuatu yang achieve. Jadi menurut saya, bahwa karakter merupakan sesuatu yang berupa achievement. Perolehan melalui usaha. Dan salah satu instrument bagi pengembangan kepribadian adalah melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan jalan terbaik untuk mengubah dan mengembangkan karakter. Maka pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang menghasilkan out put peserta didik yang memiliki sikap dan tindakan yang relevan dengan indicator karakter yang baik. Sebagaimana yang sering saya ungkapkan adalah seseorang yang memiliki kejujuran, kerja keras, tanggungjawab, komitmen, konsisten dan kerja sama.

Tugas para pendidik adalah mentransformasikan kejujuran, kerja keras, tanggungjawab, komitmen, konsisten dan kerja sama tersebut di dalam konteks sikap dan perilaku peserta didik. Para pendidik harus selalu mencari cara dan bentuk pendidikan yang berhasil mengubah dan mengembangkan karakter dimaksud.

Sebagai sebuah contoh, untuk mengajarkan kejujuran, maka dapat dilakukan eksperimentasi tentang perilaku jujur tersebut di dalam sikap dan tindakan sehari-hari, misalnya warung kejujuran, kios kejujuran,  dan lainnya yang bisa dijadikan sebagai tolok ukur untuk mengukur kejujuran. Para pendidikan mesti terus mencari dan melakukan eksperimentasi tentang kejujuran yang bisa dilakukan. Demikian pula mengenai komitmen, kerja keras, kerjasama dan sebagainya

Yang penting adalah adanya kemauan untuk mengubah system pendidikan yang lebih bercorak verbal ke actual. Pendidikan yang lebih mengutamakan pembekalan intelektual ke behavioral. Hanya melalui cara semacam ini, out put pendidikan akan lebih bermakna bagi proses penciptaan manusia Indonesia yang berkarakter.

Karakter manusia Indonesia yang baik di masa depan, akan sangat tergantung pada bagaimana program pendidikan sekarang dilaksanakan.   Jika pendidikan bisa berhasil, maka masa depan Indonesia juga akan menjadi berhasil.

Jadi, memang tugas pendidikan itu sangat berat, maka juga sangat pantas jika para pendidik juga diapresiasi hasil kerjanya.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini