• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

URGENSI MEMBANGUN AKSES PENDIDIKAN

Salah  satu tugas penting negara bagi rakyatnya adalah meningkatkan kualitas pendidikan. Hal itu tercermin di dalam  Pembukaan UUD 1945 yang di dalam salah satu alineanya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi hakikat kemerdekaan tidak lain adalah untuk mencerdaskan bangsanya. Di dalam hal ini, maka instrumen penting untuk mencerdaskan bangsa adalah melalui pendidikan. Oleh karena pemerintah memiliki tugas yang sangat banyak,  maka pemerintah memberikan wewenang pada lembaga-lembaga pendidikan untuk memanggul tugas ini.

Pendidikan merupakan kata kunci dalam pengembangan sumber daya manusia. Hingga saat ini belum ada yang menyangkal tentang pendidikan sebagai instrumen pengembangan SDM. Hal ini tentu disebabkan oleh kenyataan bahwa lembaga pendidikan memang memiliki fungsi utama sebagai instrumen yang andal untuk peningkatan kualitas SDM. Hingga dewasa ini kebanyakan teori masih menyatakan bahwa institusi pendidikan adalah sebagai instrumen untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Hanya saja, model pendidikan macam apa yang bisa dijadikan sebagai imstrumen utama pengembangan SDM. Tentu diskusi bisa menjadi panjang. Bahkan berbagai konsep juga sudah diancangkan. Mulai dari learning to know yang bersearah dengan pendidikan kognitif, learning to do yang beraksentuasi pada pendidikan behavioral, lalu learning to be yang terkait dengan pendidikan bersearah untuk membangun kecerdasan emosional dan bahkan spiritual atau bersearah kepada pembentukan manusia paripurna berbasis akhlaqul karimah.

Di dalam diskursus pendidikan di Indonesia, maka yang lebih dominan adalah paradigma pendidikan yang beraksentuasi pada  kecerdasan kognitif. Sebagai contoh riil adalah tentang pendidikan yang bercorak umum seperti SMU, SMP atau pendidikan yang lebih berkonsentrasi pada peningkatan kecerdasan intelektual. Di dalam pendidikan berbasis kecerdasan intelektual, maka yang diasah adalah kemampuan memahami teori dan konsep dan bukan pada bagaimana aplikasi konsep dan bahkan menemukan konsep baru yang lebih aplikabel.

Di dalam paradigma lama ini, maka pendidikan identik dengan kecerdasan. Keberhasilan pendidikan diukur dari seberapa banyak yang menguasai materi pembelajaran –biasanya dalam bentuk hafalan–yang diujikan sebagai tolok ukur kelulusan. Jadi ukurannya pada kemampuan untuk menghafal rumus-rumus dan kemampuan untuk menyelesaikan soal-soal yang menggunakan rumus-rumus tersebut.

Berdasarkan  atas alasan pentingnya pada penguasaan materi ajar ini,  maka muncul banyak tempat bimbingan tes. Tujuannya adalah untuk mengangkat penguasaan materi ajar. Orang tua berburu lembaga kursus untuk mendongkrak kemampuan kognisi tersebut. Laris manisnya bimbingan test dipicu oleh keinginan ini. Di berbagai kota besar muncul lembaga-lembaga bimbingan test yang tujuannya adalah memberikan layanan pendidikan tambahan bagi para siswa. Dan biaya untuk bimbingan bisa juga mencapai puluhan juta rupiah.

Meskipun sudah banyak kritikan terhadap paradigma ini, akan tetapi ternyata terus dilaksanakan. Bahkan juga sepertinya tidak ada kata henti. Proyek sekolah umum terus terjadi. Di tengah kenyataan tersebut, maka kemudian muncul pendidikan yang berporos pada learning to do. Pendidikan dengan konsep ini akan mengarahkan peserta didiknya untuk mampu melakukan sesuatu. Sering juga disebut sebagai pendidikan vokasional.

Konsep yang dikembangkan Provinsi Jawa Timur adalah melalui upaya untuk memperbanyak pendidikan kejuruan. Secara konseptual sering disebutkan untuk membalik prosentase pendidikan umum hanya 30 prosen dan pendidikan kejuruan 70 prosen. Melalui konsep ini, maka semejak awal seseorang sudah diperkenalkan dengan konsep kerja dan tidak hanya berpikir. Pendidikan yang mengarah pada kecerdasan jauh lebih sedikit dibanding dengan yang mengarah pada aspek kerja. Learning to do menjadi dominan.

Di berbagai kabupaten lalu dibangun pendidikan kejuruan yang lengkap dengan laboratorium kerja. Di Surabaya juga dibangun sekolah kejuruan yang sangat futuristik. Sekolah ini diharapkan menjadi  sekolah unggul di Surabaya Barat. Hingga saat ini memang belum didapati sekolah kejuruan unggul di wilayah Surabaya barat, sehingga dengan sekolah ini maka akses pendidikan vokasional bagi masyarakat akan menjadi lebih terbuka.

Di tengah kebutuhan untuk memberikan akses pendidikan yang lebih luas, utamanya yang terkait dengan pengembangan SDM dalam relasinya dengan dunia kerja, maka rasanya konsep pendidikan yang bersearah kepada dunia kerja menjadi sangat penting.

Oleh karena itu, maka segala upaya untuk menjadikan pendidikan sebagai wahana untuk pemberdayaan manusia Indonesia kiranya merupakan usaha untuk membangun Indonesia dalam aspek human development index (HDI). Dan melalui pola pendidikan seperti ini, maka tujuan mencerdaskan bangsa yang memiliki korelasi dengan dunia kerja dan peluang kerja akan dapat direalisasikan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini