MEMBANGUN BANGSA YANG BERMARTABAT
Salah satu misi pembangunan bangsa Indonesia adalah terciptanya masyarakat Indonesia yang memiliki martabat sebagai bangsa yang besar. Besar atau kecilnya bangsa sangat ditentukan oleh besar tidaknya martabat bangsa itu dalam relasinya dengan bangsa-bangsa lain. Ditinjau dari jumlah penduduk, luas wilayah, sumber daya alam dan sebagainya maka, tidak ada yang meragukan betapa besarnya Indonesia.
Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia tidak ada taranya di dunia. Sumber bahan tambang sangat besar dan variatif. Sumber daya fauna dan flora juga sangat bermacam-macam dan banyak. Pantai Indonesia itu terpanjang di dunia dengan sumber daya produktif yang luar biasa. Belum lagi sumber daya alamnya yang sesungguhnya sangat kaya. Dengan demikian, bangsa Indonesia sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi bangsa besar.
Ditinjau dari potensi SDA dan SDM-nya, mestinya bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar. Dari aspek historis, bangsa ini juga pernah menjadi bangsa besar pada masa lalu. Lihatlah hampir semua bangsa besar di masa lalu memiliki cultural heritage yang sangat kuat. Bangsa Mesir dengan piramidanya. Cina dengan tembok pertahanannya. Romawi dengan gereja kunonya, dan sebagainya.
Semua bangsa besar memiliki cultural heritage yang menggambarakan kebesarannya itu. Namun demikian untuk menjadi modern dan berwibawa secara eknomis, ternyata tidak tergantung kepada warisan budaya tersebut.
Negara-negara yang tidak memiliki sejarah panjang kemegahan pun ternyata bisa menjadi modern dan berwibawa. Bangsa Amerika adalah bangsa pendatang yang berasal dari Eropa Barat dan kemudian menetap di sana. Mereka datang pasca ditemukannya Benua Amerika oleh Columbus. Dan tergolong baru. Bayangkan dengan bangsa Mesir yang sudah pernah modern pada 3000 tahun sebelum masehi. Mereka dikenal sebagai bangsa Mesir Kuno.
Demikian pula bangsa India yang juga pernah jaya pada masa jauh sebelum masehi. Iran, Yunani, Jepang, Cina dan sebagainya. Bahkan Australia juga diirikan oleh para ekspatriat Eropa dan kemudian menetap di sana. Singapura bahkan lebih unik lagi, sebab sebagai sebuah negara, Singapura barulah muncul di pertengahan abab ke 20.
India, Mesir dan Indonesia yang memiliki sejarah panjang dalam belantara kenegaraan ternyata tidak menjamin sebagai negara yang maju dan sejahtera. Negara ini adalah bagian dari sejumlah negara dunia ketiga yang untuk membangun negaranya butuh bantuan negara asing. Sebagai nengaraketiga, maka tingkat kesejahteraanya juga relatif lebih rendah.
Singapura tentu semua tahu hanyalah negara kecil. Negara kota. Negara tanpa sumber daya alam. Bahkan untuk meluaskan wilayahnya juga harus menguruk pantainya. Pasir yang dipakai untuk memperluas wilayahnya konon dari pasir Indonesia. Negara ini menjadi modern dan sejahtera karena pemimpinnya memiliki visi Singapura yang maju dan sejahtera. Hanya dengan menggantungkan pendapatannya pada kapal dagang yang sandar di pelabuhannya, maka Singapura mengeruk dolar pamasukan uang.
Ketika negara lain sibuk urusan korupsi, maka Singapura menjadi negara yang nyaris tanpa korupsi. Makanya negeri ini menjadi tujuan investasi untuk perdagangan antar negara. Trust di antara warga masyarakatnya luar biasa. Semua dicontohkan oleh para pemimpinnya. Berkat trust itulah maka rakyat menjadi percaya terhadap kebijakan pemerintahnya.
Hal ini yang agak berbeda dengan Indonesia. Negeri ini terpuruk karena tingkat korupsinya yang tinggi. Jika Singapura disebut sebagai Negara nyaris tanpa korupsi, maka Indonesia disebut sebagai negara yang korupsinya nyaris sempurna. Dengan indeks korupsi 9,5, maka menempatkan Indonesia sebagai negara terkorup di Asia Tenggara.
Bangsa ini harus kembali bangkit untuk menyongsong masa depan. Jika kita sekarang terjerembab di lumpur korupsi, maka tentu kita harus keluar dengan segera. Makanya, jangan ada di antara kita yang akan mengkerdilkan KPK, sebab hal itu akan menjadikan kita akan semakin lama di dalam kebangkrutan.
Makanya, jika kita semua menginginkan agar bangsa Indonesia menjadi bermartabat yang disebabkan oleh pembangunan yang dilakukan, maka yang harus dipikirkan adalah bagaimana membangun kebesaran bangsa ini dengan memperkuat basis kebesaran bangsa dan di satu sisi harus meminimalisir semua hal yang menyebabkan terhambatnya proses pembangunan yang bermartabat tersebut.
Kita harus mengingat kembali sebuah ungkapan: “kebesaran sebuah bangsa bukan karena kita tidak pernah jatuh atau terpuruk, akan tetapi bangsa yang besar adalah ketika kita terjatuh atau terpuruk dan kembali bisa bangkit kembali”.
Sangat banyak factor yang mendukung kebesaran bangsa ini. Makanya jika kita ingin kembali merenda kebesaran itu, maka tidak ada lain usaha yang harus dilakukan kecuali bekerja keras dan cerdas sambil meminimalisir factor-faktor penghambatnya.
Wallahu a’lam bi al shawab.
