• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MEMBANGUN KEPEKAAN WIRAUSAHA MAHASISWA

Salah satu agenda dalam pertemuan pimpinan PTAIN di Gorontalo adalah sesi tentang  perencanaan untuk merumuskan jaringan kerjasama antara PTAIN dengan Bank BTN. Tentang BTN tentu tidak perlu didiskusikan. Semula  yang dibidik sebagai penyaji makalahnya adalah Prof. Rhenald Kasali sebagai tim ahli kewirausahaan Bank Mandiri.

Seperti diketahui bahwa Bank Mandiri  sudah memiliki kerjasama dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) dan juga telah berhasil membukukan karya kerjasama tersebut  dengan tema pendidikan Kewirausahaan Mahasiswa. Namun demikian, ternyata sangat sulit mengakses tim Bank Mandiri untuk acara tersebut. Itulah sebabnya, kami berkomunikasi dengan Bank BTN agar bisa bekerjasama dengan forum pimpinan PTAIN untuk  mengembangkan kerjasama dalam kerja kewirausahaan mahasiswa.

Pertanyaannya, apakah kepentingannya dengan memblow up secara besar-besaran dalam rangka mendorong secara maksimal dalam kegiatan kewirausahaan. Lebih jauh, apakah mahasiswa akan diarahkan kepada dunia kewirausahaan padahal core keilmuan yang dikembangkan adalah Islamic Studies.

Di  dalam banyak kesempatan, Prof. Imam Suproyogo menjelaskan bahwa core bisnis PTAIN adalah ilmu Islam yang bersumber pada Al qur’an. Bukankah Al Qur’an sudah menjelaskan tentang peristiwa alam, seperti ayat-ayat di dalam al-Qur’an tentang sapi betina, keluarga Imron, perempuan, Muhammad, Orang Kafir, Orang Mukmin, kisah Nabi-Nabi dan sebagainya. Jadi, tidak hanya bicara tentang ilmu fiqih, ilmu bahasa Arab, ilmu tauhid saja tetapi juga ilmu alam, ilmu sosial, ilmu sejarah, ilmu budaya dan sebagainya. Jadi semua ilmu itu ada di dalam al-Qur’an. Biologi, kimia, fisika, matematika, kelurga, sejarah, bahkan politik sudah dijelaskan semuanya di dalam al-Qur’an. Terlepas dari pandangan subyektif tentang semua ilmu adalah Islam, maka yang juga penting adalah pandangan bahwa al-Qur’an sebagai sumber ilmu.

Jika menggunakan konsepsi ini, maka tidak satupun yang terlepas dari konsepsi generik dalam al-Qur’an. Maka membicarakan tentang kewirausahaan tentu bukan sesuatu yang di luar pembicaraan ilmu keislaman. Dengan demikian, mengajarkan kewirausahaan adalah bagian penting di dalam proses menjemput kehidupan.

Seirama dengan tuntutan kehidupan  yang semakin mengarah kepada kebutuhan materi, maka mau tidak mau pendidikan juga harus menoleh sedikit tentang arah pendidikan yang bercorak pemenuhan kebutuhan dimaksud. Beberapa Perguruan tinggi bahkan sudah mendeklar tentang visi pendidikan kewirausahaan, misalnya Universitas Ciputra, President University, dan sebagainya.

Tentu saja, kita tidak membayangkan bahwa PTAIN akan sama dengan universitas di atas. Ada perbedaan antara PTAIN dengan Universitas tersebut. Akan tetapi yang mendasar adalah memberikan pengalaman belajar tentang kewirausahaan. Dengan demikian tujuan umumnya adalah memberikan bekal berharga bagi mahasiswa tentang bagaimana menjadi wirausahawan.

Memang harus ada yang khusus dalam pembinaan kewirausahaan di PTAIN. Diantara yang khusus itu adalah pelatihan kewirausahaan, pemberian beasiswa dan juga bantuan atau voucher tentang pengembangan wirausaha. Kegiatan  pendidikan yang mengusung tentang kewirausahaan akan menjadi wahana bagi pengembangan kapasitas pribadi bagi mahasiswa untuk menyongsong masa depannya.

Sebagaimana presentasi yang disampaikan oleh tim BTN bahwa uluran tangan BTN tentu bercorak kompetitif. Siapa yang kompetitif, maka dialah yang akan mendapatkan keuntungan. Kompetisi untuk mengikuti pelatihan, beasiswa dan voucher usaha, maka semuanya akan sangat tergantung kepada masing-masing individu.

Voucher untuk pengembangan usaha bagi mahasiswa  akan diberikan kepada mahasiswa yang memiliki proposal terbaik setelah dilakukan uji proposal yang sangat ketat. Proposal itu harus feasible, workable dan accountable. Tiga hal ini penting mengingat bahwa proposal itu akan menjadi panduan  bekerja mahasiswa dalam berwirausaha.

Selain itu, juga pemberian voucher bagi para alumni untuk berwirausaha. Hal ini  juga menjadi urgen. Banyak alumni yang membutuhkan usaha. Dan melalui dana bantuan untuk alumni, maka upaya untuk memberi bekal  kemampuan untuk mengakses kehidupan kepada para alumni menjadi nyata. Keberpihakan kepada alumni melalui voucher akan menjadi bagian dari kebijakan kelembagaan ke depan.

Melalui policy ini, maka  ke depan tentu akan dapat dilihat ada sejumlah mahasiswa dan alumni PTAIN yang menjadi wirausahawan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini