• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

TERORISME DI SEKELILING KITA

Sebagai sebuah bangsa yang mengembangkan sikap hidup yang mengedepankan kerukunan, keharmonisan dan keselamatan, kita sungguh merasa heran, bahwa masih ada sebagian kecil dari “orang Indonesia” yang terus menerus akan melakukan teror di negeri ini. Ternyata masih ada sebagian kecil dari masyarakat kita yang ingin menjadikan Indonesia sebagai ajang terorisme. Dan lebih lanjut ingin membuat Indonesia sebagai tempat yang tidak aman. Kenyataan inilah yang harus membuat kita semua tetap waspada tentang kemungkinan terjadinya gerakan teror yang mengatasnamakan agama.

Negeri ini telah lama memiliki pengalaman dalam relasinya dengan berbagai agama, bangsa dan negara lain. Semenjak Islam datang ke negeri ini, maka relasi itu telah terbangun dengan sangat baik. Jika ada konflik antar umat beragama juga selalu bisa diselesaikan dengan cara-cara cultural. Meskipun umat Islam pernah merasa berada di pinggiran dalam beberapa kurun waktu, tetapi berkat kesabaran akhirnya juga bisa menyelesaikan problem tersebut.

Bukankah Islam telah hadir di negeri ini sekitar abad ke 11. Dan semenjak itu Islam telah dipeluk oleh mula-mula sebagian kecil bangsa ini dan di dalam perkembangan zaman, maka Islam kemudian menjadi umat yang mayoritas dan menguasai hampir seluruh lini kehidupan. Islam telah menjadi way of life bangsa ini. Bukan hanya sekedar menjadi keyakinan, akan tetapi juga menjadi roh bagi kehidupan bangsa. Bukan hanya menjadi pedoman kehidupan yang substansial, tetapi juga menjadi bagian formal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Seluruh upaya ini tidak dilakukan dengan kekerasan, akan tetapi dengan cara-cara yang beradab. Yang ditempuh oleh umat Islam adalah melalui pendekatan cultural. Bukan pendekatan kekerasan, apalagi dengan teror dan bom. Islam memang tidak menganjurkan jihad dengan cara kekerasan apalagi di negeri yang damai. Islam mengajarkan  cara melakukan jihad yang layak sesuai dengan kepentingan bangsanya.

Selama sekian lama, bangsa ini telah menjadi bangsa yang damai. Meskipun di sana-sini ada benturan, akan tetapi selalu bisa diselesaikan dengan cara-cara berkeadaban. Konflik yang paling lama tentu dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan itupun bisa diselesaikan melalui jalan damai, jalan kemaslahatan. Sekali lagi perang, teror atau bom selalu tidak menyelesaikan masalah.

Makanya jika sekarang terdapat segelintir dari komponen bangsa ini yang terus menerus melakukan tindakan teror tentu sesuatu yang ahistoris. Di dunia ini, tentu tidak ada yang ingin menjadikan Indonesia sebagai ajang terorisme. Apalagi ada keinginan menjadikan Indonesia sebagaimana Filipina Selatan atau Afghanistan.

Semestinya harus disadari bahwa Indonesia dengan Islamnya yang mayoritas moderat, tentu bisa menjadi teladan bagi masyarakat dunia. Banyaknya pengakuan tentang Islam Indonesia sebagai model relasi Islam dan negara atau Islam dengan modernitas dan demokrasi seharusnya menjadi kebanggaan akan kenyataan Islam Indonesia yang damai.

Sebagaimana sering saya ungkapkan bahwa kekerasan akan selalu beranak pinak kekerasan. Makanya, ketika sekelompok orang melakukan tindakan pengeboman terhadap suatu daerah, tentu juga akan menghadirkan kekerasan baru.  Sehingga jika masih ada yang berkeinginan melakukan tindakan kekerasan, maka tentunya juga akan menghasilkan tindakan kekerasan baru. Kaum teroris yang akan melakukan tindakan kekerasan di Aceh dan beberapa tempat lain, juga secara pasti akan menimbulkan kekerasan atau anti kekerasan yang lebih dahsyat.

Namun demikina, yang sungguh disayangkan adalah kekerasan itu memperoleh sumber inspirasi dari tafsir ajaran agama. Bahkan juga terdapat dukungan dari sekelompok elit yang memiliki kesamaan visi dan misi keagamaan yang sama. Sehingga, melalui dukungan itu mereka akan tetap eksis. Dan bahkan doktrin keyakinan mereka bahwa yang dilakukan adalah jihad fi sabilillah, sehingga jika mati juga menjadi mati syahid, tentu saja  akan terus memicu tumbuhnya teroris-terosis baru.

Patah tumbuh hilang berganti inilah yang mesti tetap diwaspadai oleh masyarakat Indonesia. Sebagai bagian dari bangsa yang beragama dengan cara damai, maka sudah semestinya kita tetap mewaspadai munculnya gerakan-gerakan teror ini.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menekan laju gerakan terorisme tentu harus diapresiasi, sambil menutup peluang munculnya gerakan terorisme tersebut.

Pemerintah tentu harus melakukan tindakan yang arif dalam memerangi terorisme. Dan salah satu cara adalah dengan membangun Indonesia yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, dan kemudian menyejahterakan masyarakat Indonesia secara umum.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini