WORLD CLASS UNIVERSITY BAGI PTAIN?
Di kalangan perguruan tinggi agama Islam (PTAI) di bawah Kementerian Agama, maka IAIN Sunan Ampel boleh sedikit berbangga sebab telah masuk peringkat World Class University (WCU) dalam bidang website yang dinilai oleh Webometrics. IAIN Sunan Ampel berada di dalam top 8000 Perguruan Tinggi di dunia. Meskipun peringkatnya belum sangat membanggakan, yaitu di peringkat 57 PT di Indonesia dan 7717 di level dunia, akan tetapi dengan masuk ke WCU versi Webometrics tentu sudah memberikan gambaran tentang peta kekuatan PTAI di dunia dan Indonesia.
Akhir-akhir ini, kementerian Agama sedang getol untuk mendorong PTAIN agar bisa memasuki rangking WCU. Dorongan ini tentu sangat rasional sebab dengan memasuki kawasan WCU, maka tentu ada yang bisa dibanggakan oleh kementerian agama dalam rangka pengembangan pendidikan tinggi. Bukankah dengan peringkat dunia bagi PTAIN, maka hal itu menunjukkan betapa pembinaan dan pengembangan pendidikan tinggi di kalangan kementerian agama menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Di Kementerian Pendidikan Nasional tentu saja sudah banyak PT yang masuk rangking dunia, misalnya UI, UGM, ITB, IPB, Unair, UB, UNS dan sebagainya melalui rangking Times Higher Education Supplement (THES), selain rangking di Webometrics. Tentu saja dengan semakin banyak lembaga pendidikan tinggi yang memiliki rangking dunia, maka akan menjadi indicator bagi perkembangan PT tersebut.
Untuk menjadi PT yang memiliki rangking dunia, tentu harus diperhatikan beberapa hal yang terkait dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pemberi peringkat. Misalnya tentang kualifikasi dosen, kerjasama internasional, perkembangan program studi, jumlah mahasiswa asing, banyaknya penelitian yang berperingkat nasional dan internasional, kehebatan laboratorium, perpustakaan, tata kelola dan sebagainya. Masing-masing memiliki ukuran yang sudah ditetapkan oleh pemberi peringkat.
Di dalam kerangka ini, maka harus ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Di dalam acara membahas program kerja yang diselenggarakan oleh PPs IAIN Sunan Ampel, 12/05/2010, yang diselenggarakan di Wisata Bahari Lamongan (WBL), maka saya ungkapkan tentang pentingnya melakukan pemetaan terhadap kualitas PPs IAIN Sunan Ampel dalam menyongsong keinginan untuk memasuki WCU. PPs adalah salah satu mercusuar pendidikan tinggi selain lembaga penelitian dan lembaga pengabdian kepada masyarakat.
Makanya, paling tidak ada tiga hal yang harus diperhatikan: pertama, PPs harus menjadi pusat keungguylan akademik. Di dalam hal ini, maka PPs harus menciptakan prodi unggulan yang bisa bersaing di dunia internasional. Untuk melakukan pemetaan tersebut, maka yang perlu diperhatikan adalah seberapa banyak dosen dalam sebuah prodi sehingga bisa menjadi prodi unggulan. Guru besar tentu adalah orang yang memiliki konsern bagi pengembangan keilmuan sesuai dengan prodi yang disebut unggulan tersebut. Melalui banyaknya guru besar yang memiliki kualifikasi unggul karena karya-karya akademiknya, dan kemudian berpengaruh terhadap kualifikasi kelembagaan, maka akan menjadikan prodi dimaksud akan dapat menjadi rujukan bagi masyarakat akademis dunia.
Sebagai lembaga yang mengembangkan ilmu keislaman, maka unggulan tersebut tentu dikaitkan dengan mayor kajian itu. PPs IAIN Sunan Ampel mestilah memiliki dan menjadi unggulan dalam bidang ilmu keislaman. Jika di masa lalu, sudah terdapat pesantren-pesantren dengan unggulan-unggulan yang disebabkan oleh keahlian kyainya, maka mestinya PPs bisa juga menjadi ungulan karena program studi yang dikembangkannya. PPs juga harus menjadi pusat pengembangan kerjasama dengan berbagai institusi. Di tengah dunia yang semakin global, maka ciri keunggulan tersebut dapat dilihat dari seberapa banyak lembaga lain memberikan support terhadap sebuah lembaga. Itulah sebabnya kerjasama institusional bisa menjadi factor penting di dalam pengembangan pendidikan tinggi.
Kedua, menjadi pusat riset yang unggul. Sebagai sebuah institusi yang mengembangkan dunia akademis tertinggi, maka PPs mestilah menjadi pusat pengembangan akademis dimaksud melalui riset yang outstanding. Kajian-kajian penelitian di PPs mestilah menggambarkan bagaimana kualifikasi akademis yang terdapat di dalamnya. Disertasi dan tesis haruslah menggambarkan citra PPs sebagai lembaga pendidikan unggul. Di sini banyak ditemukan teori dan konsep baru sebagai ciri khas penelitian selevel doctor. Temuan-temuan baru tersebut kemudian dapat dipublikasikan di dalam jurnal-jurnal ilmiah yang berlevel tinggi, sehingga hasil kajian dimaksud dapat menjadi referensi akademis di berbagai kalangan. Makanya, mengembangkan riset yang berbasis keunggulan akademis mestilah menjadi kesadaran mendasar seluruh insane akademis di PPs.
Ketiga, menjadi pusat pelayanan prima. Pengembangan akademik yang unggul serta pengembangan riser yang andal tentu tidak ada artinya jika tidak dibarengi dengan pelayanan prima. Oleh karena itu, PPs juga harus mengembangkan pelayanan prima di dalam tata kelola kelembagaannya. Sebagai pelayan akademik tertinggi, maka seluruh bangunan system manejemen harus ditata agar menjadi pelayanan prima. Di sinilah arti pentingnya ISO atau peringkat lainnya.
Tentu masih banyak syarat-syarat lain agar bisa masuk ke dalam rangking dunia. Akan tetapi tiga hal ini adalah yang utama.
Wallahu a’lam bi al shawab.