• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PENGEMBANGAN FISIK IAIN SUNAN AMPEL

Dari sisi historis, IAIN Sunan Ampel ternyata menduduki nomor tiga tertua setelah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan  IAIN Sunan Kalijaga Jogyakarta. Artinya bahwa berdasarkan fakta sejarah, IAIN Sunan Ampel ternyata memiliki rentangan sejarah yang jauh lebih tua dibandingkan dengan IAIN-IAIN lain di Indonesia. IAIN Sunan Ampel semula memang menjadi Cabang IAIN Sunan Kalijaga, yang berupa Fakultas Syariah Cabang IAIN Sunan Kalijaga di Surabaya dan Fakultas Tarbiyah Cabang IAIN Sunan Kalijaga di Malang dan Fakultas Ushuluddin Cabang IAIN Sunan Kalijaga di Kediri.

Melalui adanya tiga fakultas tersebut, maka pada tahun 1965 didirikanlah IAIN Sunan Ampel yang berkedudukan di Surabaya, melalui SK Menag No. 20/1965. Kemudian berikutnya, IAIN Sunan Ampel Surabaya berdiri sendiri dengan mendirikan beberapa fakultas baru, yaitu:  Fakultas Ushuluddin, Fakultas Adab dan kemudian Fakultas Dakwah. Jadi di Surabaya kemudian berdiri IAIN Sunan Ampel dengan empat fakultas, sementara Fakultas Tarbiyah tetap berada di Malang.

Di dalam perkembangan berikutnya, kemudian fakultas-fakultas di daerah seperti Fakultas Tarbiyah di Malang, Fakultas Tarbiyah di Pamekasan, Fakultas Tarbiyah di Jember,. Fakultas Tarbiyah di Mataram, Fakultas Ushuluddin di Kediri, Fakultas Tarbiyah di Tulungagung, Fakultas Syariah di Ponorogo menjadi fakultas cabang IAIN Sunan Ampel. Tetapi kemudian pada waktu berikutnya, maka yang semula fakultas cabang kemudian berubah menjadi STAIN. Maka jadilah STAIN Malang, STAIN Ponorogo, STAIN Kediri, STAIN Pamekasan, STAIN Jember, STAIN Tulungagung dan STAIN Mataram, yang secara structural dan penganggaran menjadi mandiri. Mereka menjadi PTAIN yang berdiri sendiri.

Di dalam perkembangan berikutnya, maka STAIN Malang melakukan lompatan dengan menjadi UIN Malang dan STAIN Mataram menjadi IAIN Mataram. Lompatan yang luar biasa tentu dilakukan oleh STAIN Malang yang berhasil menjadi UIN Malang dan kemudian juga memperoleh pinjaman dari Islamic Development Bank (IDB), sehingga sekarang mengalami perkembangan yang sangat spektakuler. Lompatan UIN Malang terasa menjadi special sebab yang lainnya dari IAIN kemudian berubah menjadi UIN. Disebabkan oleh lompatan tersebut, maka UIN Malang menjadi PTAIN yang sangat berkualitas di dalam pengembangan fisik dan infrastrukturnya.

Perkembangan fisik dan infrastuktur di IAIN Sunan Ampel memang mengalami percepatan akhir-akhir ini melalui program Rusunawa dan juga percepatan pengembangan fisik dari anggaran kementerian Agama. Namun jika dibandingkan dengan UIN-UIN yang sudah memperoleh anggaran percepatan melalui loan IDB, maka terasa bahwa pengembangan fisik dan infrastruktur yang dilakukan oleh IAIN Sunan Ampel terasa menjadi “lamban.” 

Kesadaran tentang posisioning  IAIN Sunan Ampel dari sisi historis dan kemudian pengembangan fisik dan infrastrukturnya yang  “lamban” tersebut dianggap penting, sebab hal ini menjadi dasar bagi semua civitas akademika  IAIN Sunan Ampel untuk mengejar berbagai ketertinggalan yang terjadi sekarang ini. IAIN Sunan Ampel yang tergolong PTAIN pertama di Indonesia, seharusnya juga menempati posisi  pertama di dalam pengembangannya. Melalui pemahaman tentang sisi historis yang tidak berpengaruh terhadap posisi IAIN Sunan Ampel tersebut, seharusnya memacu bagi setiap civitas akademika IAIN Sunan Ampel untuk terus berbenah.

Secara factual, bahwa IAIN Sunan Ampel tidak tertinggal di dalam kualitas akademis,  misalnya kuantitas guru besar, kuantitas doctor, kuantitas mahasiswa dan juga karya-karya akademik dosennya. Bahkan di kalangan mahasiswa juga banyak yang memiliki reputasi nasional maupun internasional dalam berbagai kegiatan akademik, seni dan olahraga. Karya ilmiah popular di Koran dan karya akademis di jurnal ilmiah juga tidak mengecewakan. Artinya, bahwa secara kualitas, maka dosen IAIN Sunan Ampel juga menempati rangking yang menggembirakan.

Bahkan hasil akreditasi terhadap program studi yang dimiliki IAIN Sunan Ampel, baik ilmu agama maupun umum juga cukup menggembirakan. Banyak yang memperoleh Akreditasi A, sebagian B dan sedikit yang masih C. Program yang memperoleh nilai C adalah program baru yang memang membutuhkan pengembangan lebih lanjut. Bahkan siapa yang menyangka bahwa IAIN Sunan Ampel bisa meraih World Class University (WCU) melalui peringkat  website yang diakui oleh lembaga penilai y tersohor, Webometrics. Dan menjadi satu-satunya PTAIN yang memperoleh pengakuan internasional.   

Memang, salah satu kendala untuk mengembangkan fisik dan infrastuktur IAIN Sunan Ampel untuk berlari mengejar beberapa UIN atau PTU adalah factor anggaran Kementerian Agama yang tidak memungkinkan untuk  itu. Itulah sebabnya harus ada skema lain untuk mengejarnya. Salah satu cara adalah melalui usaha memperoleh bantuan dari luar negeri atau funding luar negeri. Hanya dengan skema ini, maka IAIN Sunan Ampel akan mampu berkompetisi secara fisik dan infrastruktur dengan UIN atau PTU lain dalam jangka 5-10 tahun mendatang.

Makanya, target ke depan adalah bagaimana agar IAIN Sunan Ampel bisa memperoleh kesempatan untuk mendapatkan bantuan luar negeri, sehingga keinginan  untuk menjadi modern di era global tetapi mengedepankan keislaman rahmatan lil alamin dan moralitas menjadi kenyataan. Motto Website IAIN Sunan Ampel yang berbunyi: “thinking Globally, Bahaving Morally” rasanya tepat untuk menggambarkan keinginan tersebut.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini