PROGRAM SIMPANAN ISLAMIC STUDIES (ProSIS)
Kemarin, Senin, 12/04/2010, IAIN Sunan Ampel melaksanakan kegiatan yang sangat monumental bagi keinginan untuk mengembangkan Islamic studies di masa sekarang dan akan datang. Kegiatan yang dilaksanakan dalam kerjasama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) tersebut dinamakan dengan “Program Simpanan Islamic Studies (ProSIS)”. Program ini dilaunching oleh Wakil Gubernur Jawa Timur dihadapan pimpinan Kementerian Agama, para dosen, alumni dan pimpinan Bank BTN dan juga pimpinan IAIN Sunan Ampel.
Acara ini memang dikemas dengan cukup spektakuler. Dihadiri oleh Direktur Utama BTN, Iqbal Latunrung, Direktur Diktis, Prof. Dr. Machasin, Kepala Biro Keuangan Kemenag. Praptono Zamzam, Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, Anggota DPD RI, Prof. Dr. Istibsyaroh, Anggota DPR RI, Prof. Dr. Ali Maschan Musa, Bupati Gresik, Dr. KH. Robbach Ma’shum, Ketua DPRD Bojonegoro, Dr. HM. Tholhah, Anggota DPRD Jatim, Thoriqul Haq dan Imam Nawardi, Kakanwil Kemenag. KH. Imam Haromain, Kakanwil Kemendiknas, Suwanto, Pimpinan Cabang BTN se Jatim, para pembantu rector, Dekan dan Pembantu Dekan dan para dosen, serta para alumni IAIN Sunan Ampel.
Ide tentang program Simpanan Islamic studies, sesungguhnya didasari oleh kenyataan bahwa peminat studi Islam memang menurun dari tahun ke tahun, terutama Islamic studies murni. Rendahnya minat ke dalam bidang studi Islamic studies tentu bisa dipahami, sebab memang ilmu-ilmu ini “tidak bersentuhan” langsung dengan dunia kerja di tengah kehidupan yang semakin kompleks dewasa ini. Jika perguruan tinggi umum, terutama program studi yang bersentuhan langsung dengan dunia kerja berjubel peminat, maka program studi Islamic studies yang murni memang menjadi program studi langka peminat.
Di tengah keinginan melakukan pengembangan program Islamic studies ini, maka berbagai strategi untuk mendongkrak peminat pun dilakukan, terutama pemberian beasiswa. Makanya, pimpinan PTAIN juga dituntut untuk melakukan berbagai tindakan alternative untuk pengembangan program studi dimaksud. Kementerian agama juga menyediakan banyak bantuan, beasiswa dan program insentif lain yang bertujuan untuk mendongkrak peminat program studi islam ini.
Makanya, IAIN SA dalam kerjasamanya dengan BTN lalu mencetuskan gagasan merilis Program Simpanan Islamic Studies (ProSIS) dengan motto: “Investasi Ukhrawi Berdampak Duniawi”. Motto ini menggambarkan bahwa siapapun yang menyimpan atau menabung melalui ProSIS, maka yang bersangkutan akan memperoleh manfaat ganda, yaitu memperoleh simpanan ukhrawi melalui niat infaq dan di sisi lain mendapatkan manfaat pelestarian dan pengembangan ilmu keislaman yang merupakan warisan terbesar bagi umat Islam.
Sesiapapun memang tidak boleh mengkerdilkan ilmu keislaman. Semua umat Islam mengetahui bahwa ilmu keislaman merupakan khasanah keilmuan yang harus terus dikembangkan. Ia merupakan warisan sejarah kecemerlangan Islam yang menandakan kontribusi Islam bagi peradaban dunia. Makanya, pelestarian dan pengembangan ilmu keislaman merupakan wajib ain bagi semua masyarakat Islam, terutama para pimpinan lembaga pendidikan Islam.
Sebagai bukti untuk mengembangkan ilmu keislaman, maka diperlukan gerakan untuk terlibat di dalam proses pengembangan ilmu keislaman. Bagi para alumni, dosen, orang tua mahasiswa, masyarakat Islam pada umumnya, maka perlu melakukan gerakan infaq untuk membangun dan mengembangkan Islamic studies.
Cara yang dapat dilakukan adalah melalui ProSIS. Yaitu masyarakat Islam berinvestasi melalui deposito BTN dalam jangka waktu tertentu, dan kemudian layanan jasa perbankannya sebesar 30% diinfakkan untuk mengembangkan program Islamic studies. Dengan cara seperti ini, maka tanpa terasa kita telah memberikan sumbangan langsung kepada program Islamic studies di lembaga pendidikan tinggi Islam.
ProSIS adalah program yang sangat orisinal dan merupakan program pertama di Indonesia. Melalui program ini, maka diharapkan pengembangan ilmu keislaman ke depan akan semakin cerah, sebab ada sumber dana lain untuk mengembangkannya. Akan ada beasiswa ProSIS. Ada program pemberdayaan ProSIS, ada program peduli alumni ProSIS dan sebagainya.
Program ini juga akan bisa menjadi program nasional “Gerakan Pengembangan Islamic Studies”. Jika ini benar-benar bisa direalisasikan, maka ke depan akan kita dapati banyaknya ahli-ahli keislaman yang mumpuni dan berguna bagi masyarakat, nusa, bangsa dan agama.
Wallahu a’lam bi al shawab