Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

DAHSYATNYA ISTIGHFAR

DAHSYATNYA ISTIGHFAR

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Saya akan membahas tentang ceramah Ustadz Alief Rifqi, Al Hafidz, pada waktu acara ceramah atau kuliah tujuh menit atau kultum yang diselenggarakan di Masjid Al Ihsan Perumahan Lotus Regency Ketintang Surabaya. Ceramah singkat tetapi memberikan makna mendalam tentang bagaimana kehebatan kalimat Astaghfirullah al adhim atau di dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan “ampunilah kami ya Allah yang Maha Agung”. Kalimat yang pendek tetapi luar biasa dahsyat khasiatnya untuk dilakukan umat Islam. Ceramah ini dilakukan pada hari Kamis, 13/03/2025, yang diikuti oleh jamaah shalat tarawih dengan tema: “Mari membaca Istighfar”.

Ada tiga hal yang disampaikan oleh Ustadz Alief, yaitu: pertama, pada bulan puasa, Allah SWT melipatgandakan amal ibadah yang kita lakukan. Oleh karena itu terdapat keyakinan bahwa para jamaah shalat tarawih sudah melakukannya. Jika biasanya kita tidak membaca Alqur’an, maka sekarang sudah melakukannya. Ada yang membaca one day one juz atau satu hari satu juz, seperti yang dilakukan di Masjid Al Ihsan. Setiap hari para jamaah membaca satu juz. Ini sesuatu yang penting dan merupakan ekspressi kesadaran bahwa bulan puasa merupakan bulan untuk melipatgandakan amal ibadah kepada Allah. Dengan amalan yang baik tersebut semoga Allah menjadikan kita semua sebagai hambanya yang bertaqwa.

Kedua, di dalam kehidupan yang memang penuh dengan kesalahan dan kekhilafan bahkan dosa, maka salah satu ucapan yang penting untuk dirutinkan adalah membaca istighfar. Memohon ampun kepada Allah SWT. Tidak ada manusia yang sempurna tanpa dosa. Kecuali para Nabi, khususnya Nabi Muhammad SAW. Beliau dijamin sebagai orang yang ma’shum atau manusia tanpa dosa. Kita sebagai manusia mestilah memiliki sifat lupa dan khilaf bahkan lebih dari itu yaitu berdosa kepada Allah SWT. Bisa jadi yang disengaja atau tidak disengaja. Dan salah satu cara untuk menghapusnya adalah dengan membaca istighfar. Astaghfirullah al adhim. Istighfar merupakan doa yang diharuskan dibaca oleh umat Islam. Dengan doa tersebut kita berharap bahwa Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa kita. Insyaallah dengan membaca istighfar maka Allah akan mengampuni dosa-dosa dimaksud. Yang penting membaca dengan lisan dan hati. Jangan hanya di lisan saja tetapi yang penting adalah dengan hati. Permohonan yang tulus dan sungguh-sungguh. Bisa juga memohon kepada Allah SWT melalui shalawat kepada Nabi Muhammad SAW yang diniatkan untuk memohon kepada Allah SWT bi washilati Nabi Muhammad SAW melalui bacaan shalawat. Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad. Rasulullah merupakan satu-satunya Rasul yang diberikan otoritas oleh Allah SWT untuk menjadi pensyafaat bagi umatnya.  Rasulullah adalah syafi’an li ashhabihi.

Ketiga, ada sebuah ibrah untuk kita renungkan tentang betapa dahsyatnya bacaan istighfar. Di dalam kisah disebutkan bahwa salah seorang ulama pemuka Madzhab, Imam Malik, pergi ke suatu tempat. Sampailah Imam Malik di suatu daerah dan berhenti. Sebagai ulama yang sangat terkenal, maka tentunya berhenti di sebuah masjid. Setelah shalat tahiyatal masjid, shalat sunnah lalu shalat wajib. Shalat magrib dan shalat Isya’. Karena perjalanan jauh, maka Imam Malik berniat untuk istirahat. Belum sempat istirahat, maka Imam Malik diminta untuk keluar karena masjid akan dikunci. Maka keluarlah Imam Malik tetapi berhenti di ruang luar masjid. Oleh takmir masih diminta untuk keluar. Tidak boleh untuk menginap di masjid. Maka keluarlah Imam Malik, dan tiba-tiba ada seorang lelaki yang memintanya untuk tinggal di rumahnya. Tentu saja dengan hati yang sangat senang Imam Malik menerima tawaran tersebut. Jadilah imam Malik menginap di rumah orang itu. Dia tentu orang yang sangat baik, karena memberikan tempat bagi orang yang tidak dikenalnya.

Orang yang memberikan penginapan tersebut adalah seorang pembuat roti. Setiap hari orang itu bekerja untuk membuat roti, dari proses awal sampai akhir. Dari mengolah bahan sampai memanggang atau menggoreng roti. Ada satu hal yang diperhatikan oleh Imam Malik, yaitu setiap pekerjaan yang dilakukan itu selalu membaca istighfar. Ucapan itu diulang-ulang sampai rotinya selesai. Imam Malik bertanya: “semenjak kapan membaca istighfar itu dilantunkan”. Dijawabnya: “sudah 30 tahunan”. Imam Malik pun bertanya: “apa yang diinginkan sehingga terus membaca istighfar”. Tukang roti itu menjawab: “saya meminta ampun kepada Allah dan memohon agar keinginan saya dikabulkan”. Imam Malik lalu bertanya lagi: “apa semua keinginanmu sudah dikabulkan Allah”. Tukang roti menjawab: “semua keinginanku sudah dikabulkan oleh Allah, kecuali satu saja yaitu ingin bertemu dengan ulama besar yang bernama Imam Malik”. Imam Malik pun secara spontan berkata: “Subhanallah, rupanya berkat engkau Allah  menjalankan kakiku sampai di tempat ini dan saya harus diusir oleh ta’mir masjid tadi. Masyaallah, Allah telah mengabulkan keinginanmu. Akulah Imam Malik yang engkau inginkan bertemu”.

Tukang roti itu lalu mencium tangan Imam Malik dan kemudian Imam Malik merangkulnya. Ini sebuah ibrah yang luar biasa. Sebuah pertemuan yang penuh keharuan karena terkabulnya doa seseorang. Tukang roti itu menghormat kepada Imam Malik dengan mencium tangannya dan Imam Malik memberikan penghargaan atas hamba Allah yang suka beristighfar dengan merangkulnya. Masyaallah, subhanallah.

Keistiqamahan dalam berdoa merupakan salah satu prasyarat agar doa dikabulkan oleh Allah SWT. Marilah kita mengambil manfaat dari cerita atau kisah ini, semoga kita dapat mencontohnya.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..