MENGAPA HARUS BERPUASA: ALASAN TEOLOGIS DAN KESEHATAN
MENGAPA HARUS BERPUASA: ALASAN TEOLOGIS DAN KESEHATAN
Prof. Dr. Nur Syam, MSi
Senin malam, 03/03/2025, adalah giliran saya untuk memberikan kuliah tujuh menit atau kultum di Masjid Al Ihsan Perumahan Lotus Regency Ketintang Surabaya. Masjid Al Ihsan menyelenggarakan tarawih berjamaah dan juga kultum dengan penceramah dari berbagai kalangan. Kebanyakan kyai-kyai muda yang menjadi da’i di wilayah Surabaya. Nyaris semuanya lulusan sarjana dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya. Tidak ada tema khusus, semuanya diserahkan kepada penceramahnya.
Pada malam itu saya memberikan ceramah keagamaan dengan tema: “mengapa orang Islam harus berpuasa? Apakah ajaran berpuasa itu masih relevan dengan zaman sekarang yang terus berubah? Di dalam ceramah ini saya jelaskan ada dua alasan mengapa orang harus berpuasa, yaitu alasan teologis dan alasan kesehatan.
Pertama, alasan teologis. Kita ini menjalankan puasa tentu karena terdapat perintah di dalam agama Islam agar umat Islam berpuasa. Perintah sebagaimana tercantum di dalam Alqur’an bahwa: “Wahai orang yang beriman diwajibkan atas kamu untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.
Puasa merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Islam yang sudah mukallaf atau memenuhi kewajiban untuk melaksanakan ajaran agama. Yang bersangkutan sudah memiliki kemampuan untuk menahan makan dan minum mulai dari datangnya fajar sampai tenggelamnya matahari. Disebut sebagai baligh atau telah sampai kemampuan untuk melakukan ajaran Islam. Termasuk shalat dan puasa. Bagi lelaki telah bermimpi basah atau bermimpi dan mengeluarkan sperma dan bagi perempuan jika sudah haidl. Mereka ini telah disebut sebagai aqil baligh. Usianya rata-rata 13 tahun.
Ajaran agama berisi seperangkat keyakinan atas kebenaran ajaran itu sendiri. Ajaran tentang Tuhan yang diwadahi oleh ilmu kalam atau teologi, ajaran tentang tata cara beribadah dan semua perangkatnya yang disebut sebagai Ilmu Fiqih dan sebagainya. Semua itu bersumber dari keyakinan akan kebenarannya. Tidak ada sedikitpun keraguan di dalamnya. Agama mensyaratkan adanya ketaatan mutlak. Dengan demikian, di saat diperintahkan untuk melakukan puasa, maka puasa tersebut harus dilakukan. Tidak boleh ada keraguan sedikitpun.
Ajaran puasa itu tidak hanya diperkenalkan kepada umat Islam saja akan tetapi juga kepada umat-umat sebelum umat Nabi Muhammad SAW. Nabi Adam, hingga Nabi Ibrahim, hingga Nabi Musa, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Isa dan Nabi Muhammad SAW diwajibkan untuk melakukannya. Tentu dengan tata cara yang berbeda-beda. Tetapi yang jelas bahwa semua Nabi mengajarkan untuk melakukan puasa. Semua umat beragama selain umat Islam hingga hari ini masih melakukan puasa sesuai dengan tafsir atas agamanya masing-masing.
Penjelasan ini yang saya nyatakan bahwa ajaran puasa itu sebagai ajaran wajib yang harus dilakukan oleh umat Islam. Tidak boleh ada keraguan di dalamnya. Semua umat Islam yang sudah baligh harus melakukannya. Jika sakit atau bepergian, maka dapat melakukannya di hari yang lain atau menggantikannya di hari lain. Demikianlah Islam mengajarkan tentang syariat puasa.
Kedua, ada banyak ajaran agama yang di masa lalu dianggap sebagai doktrin, akan tetapi akhirnya dapat dibenarkan secara ilmiah. Salah satu di antaranya adalah ajaran tentang puasa. Nabi Muhammad SAW menyatakan: “berpuasalah kalian supaya sehat”. Sabda Nabi Muhammad SAW ternyata benar. Berdasarkan kajian-kajian ilmiah dapat dibuktikan kebenaran ajaran berpuasa.
Di dalam Islam dikenal puasa sunnah, seperti puasa hari Senin dan Kamis dan puasa Dawud, yaitu puasa sebagaimana dilakukan oleh Nabi Dawud AS. Sehari puasa sehari berbuka. Ternyata puasa-puasa tersebut menginspirasi bagi para ahli untuk menciptakan yang disebut sebagai intermiten fasting atau puasa selang seling.
Ada sebuah organisasi yang memberikan label aktivitasnya dengan nama Miracle of Breath Indonesia atau MOBI, yang berkonsentrasi pada upaya agar orang menjadi sehat, khususnya bagi yang terkena diabetes dan darah tinggi, yang salah satu upayanya adalah melalui puasa. Ada puasa selama delapan jam, 20 jam bahkan sampai 70 jam. Hanya boleh minum air putih dan tidak boleh memakan karbohidrat. Hanya boleh makan yang berprotein. Dan hasilnya ternyata gula darah turun dengan signifikan.
Berdasarkan pengalaman atas hal ini, maka memberikan gambaran umum bahwa puasa yang dilakukan oleh sesorang ternyata dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan. Orang yang sehat akan menjadi semakin sehat dan yang sakit diabetes atau darah tinggi akan menjadi normal. Inilah yang dijanjikan oleh Rasulullah kepada umatnya yang menjalankan puasa. Marilah kita berpuasa dengan sungguh-sungguh untuk menggapai dua hal sekaligus yakni takwa kepada Allah dan juga sehat badaniyah atau fisikiyah.
Orang yang bahagia itu bukan orang yang uangnya berlebih, tetapi orang yang sehat adalah yang memiliki uang yang cukup dan badan yang sehat. Itulah sebabnya Nabi Muhammad SAW menganjurkan doa yang sangat baik dan perlu diamalkan, yaitu: “Ya Allah panjangkan usia kami, sehatkan badan kami, cahayai hati kami dan tetapkan iman kami”. Doa yang luar biasa yang menggabungkan kesehatan fisik dan hati, iman dan kepatuhan.
Semoga puasa yang kita jalani dapat menjadi instrument bagi kebaikan kita semua, keluarga kita semua dan umat Islam semuanya. Salah satu kekuatan umat Islam adalah eksistensi untuk saling berdoa di dalam kebaikan.
Wallahu a’lam bi al shawab.