• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

JAGA SHALAT JAMAAH SUBUH: PAHALANYA BESAR

JAGA SHALAT JAMAAH SUBUH: PAHALANYA BESAR

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Saya harus kembali ke Surabaya, setelah dalam beberapa hari  berada di rumah Tuban. Tentu saya harus kembali sebab ada dua acara penting yang harus saya lakoni pada hari Selasa dan Rabo, 26-27/12/2023. Diundang oleh Rektor UINSI Samarinda dan acara pengukuhan delapan professor di UINSA. Selain juga hari kamis harus menguji skripsi dan tesis di UINSA, dan ada lagi satu ujian disertasi terbuka di UINSATU Tulungagung tetapi melalui zoom. Ternyata di akhir tahun jadwal tetap padat.

Senin malam, 25/12/2023 atau malam Selasa itu saya berkesempatan memberikan ceramah pada jamaah Mushalla Raudhatul Jannah di dusun Semampir, Sembungrejo Merakurak Tuban. Saya memang harus menyempatkan untuk memberikan nasehat keagamaan pada jamaah shalat yang mengikuti shalat maghrib berjamaah. Sungguh ada rasa bahagia bisa memberikan sekedar nasehat keagamaan pada jamaah shalat magrib yang rutin shalat di mushallah tersebut. Ada tiga hal yang saya sampaikan, yaitu:

Pertama, kita bersyukur kepada Allah karena diberikan kesempatan untuk shalat berjamaah. Suatu kenikmatan yang luar biasa. Untuk bisa melakukan shalat jamaah tidak harus rumahnya dekat dengan masjid atau jauh dari masjid. Banyak orang yang rumahnya sangat dekat dengan mushalla atau masjid akan tetapi tidak mampu untuk melakukan shalat berjamaah, akan tetapi ada orang yang rumahnya jauh dari masjid atau mushalla akan tetapi konsisten melakukan shalat berjamaah. Semua ini tentu karena rahmatnya Allah SWT. Mari kita bersyukur kepada-Nya agar kenikmatan yang diberikan kepada kita akan semakin banyak dan semakin banyak. Allahumma amin ya rabbal alamin.

Kedua, salah satu tanda orang beriman adalah menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT melalui junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW. Yang sangat mendasar adalah melaksanakan shalat, baik yang dilakukan secara sendiri-sendiri atau shalat munfaridan atau shalat bersama-sama atau shalat jama’an. Namun demikian, Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa shalat berjamaah itu pahalanya 27 derajat, sedangkan untuk shalat sendirian itu hanya tiga derajat. Betapa jauhnya jarak pahala di dalam shalat antara shalat sendirian dan shalat berjamaah.   Di antara yang juga sangat besar pahalanya, adalah shalat shubuh berjamaah. Didahului dengan shalat tahiyatal masjid lalu shalat qabliyah shubuh, lalu shalat shubuh berjamaah, lalu dzikir atau membaca Alqur’an sampai waktu thulu’isy syamsi, lalu shalat sunnah syuruq, dan wirid lagi sampai masuk waktu shalat dhuha, lalu shalat dhuha,  maka pahalanya sebagaimana melakukan ibadah haji sempurna. Begitulah Nabi Muhammad SAW mengajarkannya. Sebagai manusia tentu ada terkadang waktu yang kita tidak bisa melakukannya karena udzur syar’i, misalnya perjalanan atau sedang kurang fit badan, tetapi sekurang-kurangnya ada waktu yang kita dapat melakukannya.

Saya tentu saja mengapresiasi atas keberlangsungan shalat berjamaah di mushalla ini, baik shalat jamaah magrib, isya’  maupun shubuh, yang semenjak mushalla ini didirikan sampai hari ini terus berlangsung, bahkan juga acara-acara yang terkait dengan keagamaan dan pendidikan untuk anak-anak, semuanya menandai bahwa warga sekitar mushalla ini sudah memiliki kesadaran untuk berbakti kepada Allah SWT melalui masjid. Hanya saja mungkin perlu ditularkan kepada generasi muda, anak-anak kita, keponakan kita, cucu kita, dan lain-lain agar bisa melakukannya. Yang sudah tua sudah oke, maka yang muda juga harus oke. Kita semua berkeyakinan bahwa ajaran untuk melakukan shalat berjamaah adalah bagian penting di dalam ajaran Islam.

Kita menyadari betul tentang the power of shalat shubuh berjamaah atau di dalam Bahasa Indonesia adalah kekuatan shalat shubuh berjamaah. Ketika saya melakukan penelitian di Jawa Tengah dulu (1990), saya menyaksikan kyai Syihabuddin, mursyid tarekat Syatariyah di Mayong Jepara Jawa Tengah,  selalu  berada di tempat imam mengerjakan shalat sampai matahari memasuki dhuha. Masyaallah ternyata hal ini dilakukan berdasarkan anjuran Nabi Muhammad SAW untuk mendapatkan pahala yang besar di dalam kehidupan.

Ketiga,  shalat berjamaah tersebut juga dapat dikaitkan dengan wirid atau dzikir berjamaah. Meskipun ada sebagian ulama yang tidak membolehkan wirid berjamaah ba’da shalat, namun demikian melalui dzikir berjamaah tersebut kita mendapatkan aura kebersamaan di dalam beribadah dan bisa merasakan kesyahduan wirid bersama. Saya masih berkeyakinan bahwa membaca Alqur’an secara berjamaah atau dzikir berjamaah dengan suara yang syahdu dan tertata akan dapat menembus arasy. Jika saya keluar sebentar untuk ke toilet lalu mendengarkan dari luar bacaan surat Alwaqi’ah secara berjamaah, maka rasanya suaranya itu menembus dinding masjid dan terus keluar menyebar melalui hembusan angin dan saya yakin akan terus ke angkasa lalu menembus arasy dan sampai ke hadirat Allah SWT.

Pada suatu ketika, penyair Zawawi Imron, sahabat saya, ditanya di dalam sebuah seminar, “kenapa orang melakukan wirid dengan suara keras”, maka Beliau menjawab: “agar dengan suara dzikir yang keras tersebut akan bisa didengar oleh tumbuh-tumbuhan, udara dan alam, sehingga alam menjadi bersahabat, udara akan menjadi bersih dan menyehatkan”. Sebuah jawaban yang luar biasa melampaui ekspektasi orang yang melakukan dzikir dengan suara keras.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..