• December 2024
    M T W T F S S
    « Nov    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

CHICAGO DAN SISTER CITY

Ada satu lagi yang belum saya ceritakan tentang rangkaian kunjungan kerja ke Amerika Serikat terkait dengan ASAIHL Conference. Yaitu kunjungan ke Kediaman atau Rumah Dinas Konsulat Jenderal RI di Chicago.  Kami tentu juga beruntung bisa mengikuti kunjungan kerja ke Rumah Dinas Konsul Jenderal RI di Chicago ini, terutama untuk mengetahui tentang program kerja apa yang diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal RI di Chicago.

Sebagaimana yang saya ceritakan beberapa saat yang lalu, bahwa kehidupan di Chicago itu berbeda dengan kota-kota lain di Amerika Serikat, misalnya Las Vegas atau Los Angeles. Jika keduanya adalah kota yang gersang, maka Chicago sebaliknya sangat rindang hijau sekali. Kota yang indah dan dipadukan dengan tanaman penghijauan yang tertata sangat apik.

Saya bersama team ASAIHL memang agak terlambat datang di rumah dinas Konsul Jenderal RI disebabkan oleh kesalahan memperkirakan tempat pertemuan. Sebagian besar undangan dari Pemerintah Kota Makassar yang dipimpin langsung oleh Walikotanya sudah datang dan bahkan sudah selesai makan malam. Pada jam 08.00 pm, kami baru masuk ke rumah Dinas tersebut. Makanya, kami  langsung dipersilakan makan. Masakan khas Indonesia tentu sangat menggugah selera. Coto Makassar dan Kare serta lainnya yang bernuansa Indonesia ternyata bisa membangkitkan semangat untuk segera mencicipinya. Maklumlah sudah beberapa hari tidak bertemu dengan masakah khas Indonesia. Sejauh-jauhnya adalah masakan India yang rumit memakannya.

Saya sangat terkesan dengan lingkungan rumah Pak Konsul Jenderal ini.  Pepohonan di kiri kanan dan depan rumah yang sangat rindang tentu mengingatkan saya akan rumah pedesaan di masa kecil. Saya begitu menikmati rumah saya di pedesaan Merakurak Tuban yang di kiri kanan, muka dan belakangnya  yang penuh dengan pepohonan. Asri banget. Suasana itu justru saya temui di Chicago. Hampir semua perumahan di Chicago dikelilingi oleh pohon-pohon besar, sehingga kelihatan sangat rindang. Saya tidak tahu nama-nama pohonnya, dan juga tidak menanyakannya. Akan tetapi keasrian itu membuat kehidupan di Chicago terasa sangat nyaman.

Chicago adalah bagian dari Midwest di United State yang merupakan daerah hijau. Selain itu juga ada Illinois, Indiana, Missouri, Nebraska, Ohio, Wisconsin dan sebagainya.  Sebagai daerah pertanian, maka di Midwest ini kebanyakan adalah penghasil jagung, Kedelai dan lainnya. Selain itu juga daerah pertambangan yang menghasilkan bahan-bahan tambang  yang cukup melimpah.

Sebagaimana penuturan  Konsul Jenderal RI di Chicago, Benny Bahanadewa, bahwa Indonesia sesungguhnya bisa menjaring kerjasama di bidang pertanian dan juga pertambangan. Selain itu juga dunia usaha. Banyak perusahaan yang sebenarnya bisa menjadi mitra usaha bagi dunia perusahaan di Indonesia. Sayangnya, sebagaimana ungkapan Konsul Jenderal, bahwa belum banyak kaum usahawan di Midwest yang tertarik untuk menanam usahanya di Indonesia.

Oleh karena itu, beberapa waktu yang lalu sudah diselenggarakan pameran dagang dan seni budaya Indonesia di Chicago dengan harapan agar banyak pengusaha di Amerika yang tertarik untuk menanamkan usahanya di Indonesia. Konsulat akan terus menerus menyelenggarakan pameran dagang dan seni agar ke depan akan semakin banyak pengusaha dan masyarakat Amerika yang mendatangi Indonesia.

Sebagai kota tujuan masyarakat dunia, maka Chicago memang terus berbenah terutama dalam kaitannya dengan fisik lingkungan kotanya. Sebagaimana kota-kota di dunia barat, maka desain kota itu memang sudah direncanakan semenjak awal, sehingga kelihatan sangat tertata. Keteraturan memang menjadi ciri khas kota-kota di Amerika.

Jika melihat fisik dan lingkungan kotanya, maka sesungguhnya yang cocok menjadikan Chicago sebagai sister city adalah kota Surabaya. Saya melihat kota ini dibelah oleh sungai. Hal ini tentu sama dengan Surabaya yang juga dibelah dengan sungai, Kali Mas.  Hanya bedanya sungai di Chicago bersih dan menjadi tujuan wisata, sedangkan di Surabaya belum seperti itu.

Kemudian juga penataan lingkungan yang asri dengan bunga-bunga warna-warni. Antara Chicago dan Surabaya memiliki kesamaan. Yaitu tiada tanah pembatas jalan yang tidak ditanami dengan bunga-bunga warna-warni.  Maka ketika kaki menjejak di Chicago, maka saya menjadi teringat kota Surabaya yang juga kelihatan asri.

Andaikan di Surabaya jalannya luas dan tiada kemacetan, maka saya membayangkan bahwa Surabaya akan bisa menjadi Chicagonya Amerika Serikat.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini