• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PEMIMPIN HARUS DINAMIS (3)

PEMIMPIN HARUS DINAMIS (3)
Saya sudah membahas dua prinsip dalam kepemimpinan, yaitu: inisiatif dan fleksibilitas. Maka tulisan ini akan membahas mengenai prinsip mobilitas. Kata kunci ketiga ini menjadi sangat penting sebab prinsip inisiatif dan fleksibilitas tidak akan ada maknanya apa-apa tanpa prinsip mobilitas dari para pemimpinnya. Tanpa mobilitas, maka organisasi atau institusi akan menjadi stagnan atau tidak bergerak bahkan mati.
Gerakan merupakan kunci kehidupan. Orang bisa saja hidup, akan tetapi jika tidak bisa melakukan gerakan apapun, maka disebut sebagai koma, yaitu situasi kehidupan yang terletak di antara hidup dan mati. Sebuah organisasi atau institusi juga akan mati jika tidak ada gerakan apapun yang dilakukan oleh para pelaku di dalamnya. Prinsip mobilitas hakikatnya adalah gerakan itu.
Organisasi atau institusi tentu diharapkan oleh para pelakunya untuk terus mengalami pergerakan yang mengarah kepada kemajuan dan bukan pergerakan menuju kemunduran. Kemajuan itu identik dengan gerakan dalam kualitas dan kuantitas ke arah kebaikan dan kemajuan. Maka semua pemimpin sesungguhnya menyandang tugas yang berat untuk membawa gerakan menuju kebaikan dan kemajuan dimaksud, baik dalam kuantitas maupun kualitas.
Di dalam sejarah kehidupan manusia tentu ada banyak orang atau individu yang dapat melakukan pergerakan untuk memajukan masyarakat atau organisasi secara optimal. Misalnya ialah apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. Beliau adalah seorang pemimpin yang memiliki mobilitas luar biasa. Gerakan untuk mempertahankan keyakinan agamanya dan juga menyebarkan ajaran agamanya melalui mobilitas geografis yang sangat unik.
Di dalam waktu 23 tahun, Beliau mampu mengubah masyarakat jahiliyah dalam keyakinan dan kemasyarakatan menjadi maju dan berkembang. Beliau disebut sebagai pemimpin paling berpengaruh di dunia. Di dalam buku 100 orang pemimpin yang paling berpengaruh, Beliau disebut sebagai berperingkat pertama. Meskipun Islam bukan sebagai agama dengan jumlah pengikut terbesar di dunia, akan tetapi pengaruh ajarannya luar biasa. Tidak hanya di dalam aspek moral dan religious, akan tetapi juga di dalam bidang sains dan teknologi. Perkembangan sains dan teknologi barat yang terjadi di saat sekarang tentu diinspirasikan oleh penulis-penulis Muslim pada masanya.
Dalam sejarah Islam di Nusantara, maka mobilitas para Walisongo tentu bisa dijadikan sebagai acuan, bagaimana gagasan atau ide tentang Islamisasi kultural itu bergerak dengan cepat. Wilayah Nusantara yang sebelumnya berada di dalam pengaruh agama Hindu dan Buddha, juga dalam waktu yang relative cepat menjadi dipengaruhi oleh Islam. Tentu tidak bisa dibayangkan, bahwa dengan teknologi sederhana di bidang kelautan, para Wali itu telah menyebarkan Islam ke seluruh Nusantara. Sunan Giri misalnya dikenal sebagai penyebar Islam di Kepulauan Ternate yang sangat jauh dari Gresik. Bahkan mereka juga menyebarkan ajaran Islam itu di berbagai wilayah di Nusantara, misalnya wilayah Lombok ke Timur. Semuanya memberikan ilustrasi tentang mobilitas geografis yang sangat penting.
Perkembangan akhir-akhir ini, dengan ditemukannya listrik sebagai daya untuk memudahkan kehidupan, maka Bill Gates kemudian mengembangkan perusahaan Microsoft yang bergerak di bidang teknologi informasi. Perusahaan ini kemudian menjadi sangat berpengaruh di dunia ini dan semuanya memanfaatkan produknya untuk kepentingan membangun relasi antar manusia dengan efektif dan efisien. Seluruh dunia memanfaatkan produk computer dari Microsoft untuk kepentingan perusahaan, bisnis dan juga pemerintahan. Para pimpinan dalam levelnya masing-masing di Microsoft tentu memiliki inisiatif, fleksibilitas dan mobilitas yang sangat relevan. Makanya perusahaan ini menjadi mendunia dan memiliki pengaruh yang sangat tinggi tentu disebabkan oleh kerja keras dari seluruh pegawainya yang telah memiliki virus membangun kemajuan.
Mobilitas itu memiliki cakupan yang cukup luas, misalnya mobilitas vertical untuk menggambarkan tentang bagaimana seorang individu mencapai posisinya yang lebih tinggi karena factor kerja keras dan professional yang dilakukannya. Dia terpilih di dalam posisi penting disebabkan karena kemampuannya untuk melakukan inovasi berbasis pada inisiatif pengembangan. Dia bisa berpikir out of the box di dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dia tidak hanya terpaku pada prinsip business asa usual, akan tetapi lebih dari itu.
Lalu ada mobilitas horizontal, yaitu perubahan yang dilakukan sebatas atas penyelesaian masalah atas dasar pengalaman yang dilakukan sebelumnya. Seseorang memang bekerja dengan ulet, tetapi tidak menghasilkan keluaran yang spektakuler. Makanya, dia hanya berputar-putar saja pada lingkungan dan posisi yang sama dengan yang ditempatinya itu. Di dalam konteks ini, maka bekerjalah secara optimal sambil terus mencari peluang untuk menciptakan sesuatu yang baru, sehingga peluang untuk memperoleh posisi yang lebih baik itu akan datang pada saatnya.
Mobilitas sosial bukan sesuatu yang given by takdir, akan tetapi merupakan capaian. Mobilitas adalah sesuatu yang bisa dipelajari dan direproduksi teknik dan caranya. Mobilitas bukan milik suku atau ras tertentu. Mobilitas merupakan hasil capaian atau achievement. Dengan demikian, mobilitas tentu bisa diraih bagi siapa saja yang memiliki keinginan untuk terus berkarya dengan sungguh-sungguh dengan capaian yang optimum.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..