• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

SIKAP CINTA TANAH AIR BAGI ALUMNI PERGURUAN TINGGI BUDHA

SIKAP CINTA TANAH AIR BAGI ALUMNI PERGURUAN TINGGI BUDHA
Suatu kebahagiaan bisa menghadiri acara Wisuda Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Budha Nalanda di Jakarta Timur. Acara ini bertepatan dengan Dies Natalis ke XXXVII Perguruan Tinggi ini dan sekaligus Wisuda XX Program Strata I dan Wisuda III Program Strata II. Acara ini diselenggarakan di Ruang Pertemuan Sekolah Tinggi Agama Budha Nalanda.
Saya merasa senang sebab di dalam acara ini dipagelarkan tradisi-tradisi Keindonesiaan, misalnya tarian ciri khas Masyarakat Lampung dan juga Tarian Khas Masyarakat Jawa. Bahkan untuk mengiringi prosesi wisuda juga dengan menggunakan alunan music atau Gending Jawa yang saya tentu sangat mengenalnya. Bahkan saya juga sangat mengenal tentang cerita Gatotkaca, yang dimainkan dengan cukup baik oleh mahasiswa STAB Nalanda pagi itu.
Acara ini juga lengkap dengan Orasi Ilmiah yang disampaikan oleh Dr. dr. Eka Wahyu Kasih, MM, MH, Ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Kasih Bangsa, alumnus Lemhanas, yang menjelaskan tentang “Arti Penting Sumpah Pemuda bagi Kelangsungan Bangsa dan Negara Republik Indonesia.” Sebagai alumnus Lemhanas, maka Pak Eka dapat menjelaskan dengan rinci mengenai makna Sumpah Pemuda tersebut, baik dari sisi ideologi kebangsaan, ekonomi dan juga sejarah.
Acara ini dihadiri oleh banyak kalangan, Ketua STAB Nalanda, Louw Acep, Tan Tjoe Liang (Ketua Umum Badan Koordinasi Pendidikan Budhis Indonesia), Surya Widya (Dewan Pembina), Bante Sukhemo Mahathera, Tjan Sie Tek (Dewan Pertimbangan), para orang tua atau wali wisudawan dan wisudawati, dan segenap dosen dan pejabat STAB Nalanda lainnya.
Di dalam kesempatan ini, saya sampaikan tiga hal penting sebagai bagian tidak terpisahkan dari makna penting pendidikan bagi bangsa Indonesia. Pertama, saya menyampaikan apresiasi kepada segenap jajaran pimpinan STAB Nalanda, pimpinan Yayasan, donator dan juga kepada segenap civitas akademika yang telah mendarmabhaktikan segenap pikiran, tenaga dan dananya untuk kepentingan membangun perguruan tinggi ini. Juga selamat kepada segenap orangtua dan wali wisudawan dan wisudawati serta para wisudawan dan wisudawati yang hari ini memperoleh anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Tentu merupakan kebahagiaan, bahwa para wisudawan dan wisudawati menjadi sarjana dan bahkan menjadi master dalam bidangnya. Tidak mudah menjadi sarjana Dharma Usada dan Dharma Acariya. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat digunakan untuk mengembangkan kehidupan untuk mencapai kebahagiaan. Bukankah kebahagiaan menjadi inti dari ajaran agama Budha.
Kedua, saya sampaikan bahwa pendidikan merupakan instrument untuk menghilangkan kebodohan dan ketertinggalan. Di dalam pikiran kita semua, bahwa pendidikan akan menjadikan kita memiliki kecerdasan, tidak hanya kecerdasan intelektual akan tetapi juga kecerdasan spiritual. Melalui pendidikan maka kita akan dapat memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Jadi, pendidikan akan dapat mengantarkan kita untuk memperoleh karma baik, sebab pendidikan akan mengantarkan kita untuk memasuki alam kebaikan, sebagaimana yang diajarkan Sang Bodhi Satwa. Melalui pendidikan maka seseorang akan memperoleh cahaya, pencerahan dan karma baik atau kebahagiaan. Makanya, pendidikan bisa menjadi instrument bagi kita semua untuk memilih dan memilah apa makna kehidupan kita di dunia ini dan karma apa yang akan kita peroleh kelak di kemudian hari.
Pendidikan juga bisa menjadi instrument terbaik bagi pengembangan SDM. Melalui pendidikan maka kompetisi bangsa itu akan bisa diwujudkan. Saya berharap, meskipun Global Competitiveness Index (GCI) kita mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir (peringkat 34 tahun 2014, peringkat 37 tahun 2015 dan peringkat 41 tahun 2016), akan tetapi kita harus tetap yakin bahwa pendidikan merupakan instrument terbaik untuk pengembangan SDM dan kompetisi bangsa. Kita sedang hidup di era kompetisi yang makin hebat dan kuat. Kita telah memasuki era globalisasi dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), sehingga kompetisi bangsa harus terus ditingkatkan. Dan salah satu instrument pentingnya adalah melalui pendidikan dimaksud.
Ketiga, hari ini kita akan memperoleh pencerahan yang sangat baik dari Dr. Eka Wahyu Kasih. Makalahnya berjumlah 126 halaman. Jika dikuliahkan bisa satu semester. Beliau akan menjelaskan tentang Makna Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia dari perspektif historis, ideologi dan ekonomi. Suatu gambaran yang sangat komprehensif bagi kebangsaan kita.
Di dalam forum ini saya sampaikan bahwa kita harus bersyukur menjadi bangsa Indonesia yang memiliki ideologi Pancasila sebagai dasar Negara. Kita memiliki empat consensus kebangsaan yang sangat urgen untuk diamalkan. Kita memiliki Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Kebinekaan. Tidak banyak Negara yang memiliki sedemikian lengkap panduan berbangsa dan bernegara itu.
Makanya, saya ingin agar saudara-saudara yang diwisuda hari ini dapat menjadi agen-agen untuk terus menerus memompakan semangat kesatuan dan persatuan bangsa. Jangan sampai kita terjebak pada pengaruh isme-isme yang terus membombardir kehidupan kita. Materialism, kapitalisme, trans-nasionalisme dan sebagainya yang bisa merusak terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Harapan para generasi tua terhadap para wisudawan dan wisudawati adalah agar saudara menjadi bagian tidak terpisahkan dari upaya untuk terus menerus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, hari ini dan seterusnya.
Dengan demikian, tugas kita ke depan adalah bagaimana agar kaki kita tidak pernah bergeser dari makna Sumpah Pemuda: Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa, yaitu Indonesia. Dengan menjadi warga Indonesia, berarti kita menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Bangsa Indonesia yang kita cintai ini.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..